JAKARTA, TODAY—Saiful Mujani Research and ConsultÂing (SMRC) merilis hasil survei bahwa 67% warga puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Sementara itu elektabilitasnya saat ini sekitar 32,4%.
“Bila pemilihan presiden diadakan sekarang, Jokowi mendapat dukungan terÂbanyak (32,4%), selanjutnya Prabowo Subianto (9,4%). Nama-nama lain di bawah 3%,†ucap Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas dalam paparan survei berjudul ‘KinÂerja Pemerintah Dua Tahun Pilpres’ di Kantor SMRC, Jl. CisÂadane, Jakarta Pusat, Minggu (24/7/2016).
Survei digelar pada 22-28 Juni 2016 di 34 provinsi denÂgan teknik wawancara tatap muka terhadap responden sebanyak 1.027 warga yang puÂnya hak pilih.
Margin of error rata-rata 3,1% dengan tingkat kepercayaan 95%. Elektabilitas Jokowi dalam Top of Mind itu menanjak dari semula 25,5% (Oktober 2015), tuÂrun jadi 21,4% (Desember 2015), naik jadi 31,1% (Maret 2016), 32,4 (Juni 2016). Sementara Prabowo relatif turun yaitu 13,5 (Oktober 2015), turun jadi 11,8 (Desember 2015), naik 12,6 (Maret 2016), dan 9,4% (Juni 2016) “Tren dukungan untuk Jokowi mengalami kenaiÂkan dalam setahun terakhir. SebaÂliknya Prabowo menurun,†ujar Sirojudin.
Kenaikan dukungan pada Jokowi ini konsisten dengan tingkat kepuasan atas kinerjanya yang seÂmakin produktif hingga Juni 2016. Pada kelompok yang tidak puas kinerja Jokowi, dukungan kepada Prabowo lebih tinggi dibanding ke Jokowi.
Tentu penilaian elektabilitas ini hanya menjadi bahan yang beÂrangkat dari evaluasi atas kinerja presiden dan wapres. Dalam evalÂuasi itu, sebesar 67% puas dengan kinerja Jokowi dan 30 kurang/tidak puas. Dua bidang yang palÂing mengalami kemajuan adalah pembangunan infrastruktur (71%) dan pelayanan kesehatan yang terjangkau (61%) dibanding tahun lalu. Pada bidang lain kepuasan di bawah 50%.
“Meskipun yang menilai semaÂkin baik lebih banyak jumlahnya dibanding yang menilai ‘semakin buruk’, lebih banyak warga yang menilai kinerja pemerintah Jokowi tidak ada perubahan dalam meninÂgkatkan pemerataan kesejahterÂaan dan dalam menekan korupsi,†ucap Sirojudin.
Elektabilitas 10 Besar Tokoh Menjelang Pilpres 2019:
- Joko Widodo: 32,4 %
- Prabowo Subianto: 9,4%
- SBY: 2,6%
- Hary Tanoesudibjo: 1,9%
- Ahok: 1,4%
- Tri Rismaharini: 0,6%
- Megawati: 0,5%
- Ridwan Kamil: 0,4%
- Surya Paloh: 0,3%
- Maemun Zubair: 0,3%
- Lainnya: 1,9%
48,4% tidak tahu/tidak jawab/rahasia.
Berbagai pihak melakukan evaluasi berkelanjutan atas kinerja pemerintahan Jokowi-JK, sejak pelÂantikan 2014 lalu. “Di bulan Juni 2015, mayoritas warga sebesar 67% sangat atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi sejak diÂlantik,†ucap Sirojudin.
Hadir dalam acara konferensi pers, Ketua DPP Golkar Agun GuÂnanjar, politisi PDIP Maruar Sirait, dan pengamat politik Burhanudin Muhtadi. Waketum Gerindra Fadli Zon diundang, tetapi tak hadir.
Survei digelar pada 22-28 Juni 2016 di 34 provinsi dengan teknik wawancara tatap muka terhadap responden sebanyak 1.027 warga yang punya hak pilih. Margin of error rata-rata 3,1% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Kepuasan masyarakat atas kinÂerja Jokowi sempat stagnan bahÂkan menurun pada 2015, tetapi kemudian menanjak hingga bulan ini. Hasil survei juga menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan pada Presiden Jokowi untuk memimpin bangsa ini juga meningkat menjadi 72%. “Umumnya warga optimis dengan kemampuan Jokowi meÂmimpin,†ujarnya.
Begitu juga dengan tingkat kepuasan terhadap Wapres Jusuf Kalla yang pada Oktober 2015 sebeÂsar 51 persen, pada survei digelar bulan Juni 2016 meningkat menÂjadi 54%. Secara spesifik untuk kinÂerja Jokowi yang paling mengalami kemajuan adalah pembangunan infrastruktur (71%) dan pelayanan kesehatan yang terjangkau (61%) yang semakin baik di banding taÂhun lalu.
“Meskipun yang menilai semaÂkin baik lebih banyak jumlahnya dibanding yang menilai ‘semakin buruk’, lebih banyak warga yang menilai kinerja pemerintah Jokowi tidak ada perubahan dalam meninÂgkatkan pemerataan kesejahterÂaan dan dalam menekan korupsi,†ucap Sirojudin.
Dijegal Harga Sembako
Sementara ada beberapa maÂsalah yang dianggap kinerja Jokowi kurang memuaskan. Yaitu memÂbuat harga pokok terjangkau, 26% menilai lebih baik, dan 29 menilai lebih buruk, 44% menilai sama saja.
Menyediakan lapangan pekerÂjaan, sebanyak 21 % menilai lebih baik, tetapi 34% menilai semakin buruk. Mengurangi pengangguran, 17% menilai semakin baik tapi 34% menilai semakin buruk. Dalam hal mengurangi jumlah orang miskin, sebanyak 21% menilai semakin baik dan 35% menilai semakin buÂruk.
“Karena itu walaupun kinerjanÂya dianggap positif, pemerintahan Jokowi harus memberikan perhaÂtian lebh besar terhadap upaya mengurangi pengangguran, jumÂlah orang miskin, menyediakan laÂpangan kerja serta membuat harga kebutuhan pokok yang terjangÂkau,†ucap Sirojudin.
(Yuska Apitya Aji/ed:Mina)
Bagi Halaman