ISTANBUL TODAY- Turki kembali memberhentikan hampir 1.700 personel militer dan menutup 131 media, yang diduga terkait upaya kudeta pada 15-16 Juli lalu. Sejauh ini, puluhan ribu orang—termasuk polisi, hakim, guru, telah dipeÂcat atau diskors untuk diselidiÂki apakah terkait dengan ulaÂma Fethullah Gulen atau tidak.
Gulen, yang kini hidup dalam pengasingan di PennÂsylvania, AS, dituding menjadi dalang percobaan kudeta yang gagal itu. Namun Gulen, yang tadinya merupakan sekutu Erdogan, membantah terlibat dalam kudeta itu.
Kemarin, militer memÂberhentikan dengan tidak hormat tepatnya 1.684 perÂsonelnya, menurut seorang pejabat Turki yang berbicara dengan syarat anonim. Di antara mereka, termasuk 149 jenderal dan laksamana yang berarti sekitar 40 persen dari semua jenderal dan laksamaÂna di militer Turki.
CNN melaporkan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 10 ribu tentara telah ditahan terkait kudeta yang menewasÂkan 246 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang itu, mengutip menteri dalam negÂeri Turki. Selain itu, pemerÂintah mengatakan bahwa tiga kantor berita, 16 stasiun televiÂsi, 45 surat kabar, 15 majalah, dan 29 usaha penerbitan lain diperintahkan untuk ditutup.
Pada Rabu, sebanyak 47 jurnalis yang dianggap terkait dengan Gulen juga ikut ditaÂhan. “Jaksa tidak tertarik apa yang ditulis atau dikatakan oleh individu kolomnis ini, kata pejabat itu. “Pada titik ini, alasannya adalah bahwa petinggi di [surat kabar] ZaÂman sepertinya memiliki pengetahuan intim soal jaringan GuÂlen dan itu bisa berguna untuk investigasi.â€
Langkah Erdogan ini m e n a r i k kekhawat i Âran dari pemerintah negara Barat dan kelompok hak asasi manuÂsia, yang mengÂkritik Erdogan melakukan pengeÂkangan berlebihan terhadap kebebasan berpendapat. (Yuska Apitya/CNN)
Bagi Halaman