BOGOR TODAY – Kementerian Pertahanan (Kemhan) menarÂgetkan ada 4 juta warga negara yang bakal ikut pendidikan dan pelatihan bela negara tahun ini. Mereka akan dilatih sesuai peÂdoman penyelenggaraan pendiÂdikan dan pelatihan berstandar nasional.
“Kami sudah merumuskan kurikulum bela negara pada 3 Juni lalu. Kurikulum dibuat seÂlama 8 bulan bersama pakar Dikbud, Dikti, TNI. 20 kali perteÂmuan dan 4 kali FGD. Sehingga lahirlah pedoman penyelengÂgaraan diklat bela negara. Tanda tangan Menhan, lampirannya saya,†kata Kepala Badan PenÂdidikan dan Pelatihan KemenÂterian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Pusat Pelatihan Diklat Bela Negara, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/7/2016).
Menurut Hartind, perumuÂsan dan penyusunan pedoman itu merupakan bagian tugas poÂkok dan fungsi dirinya. Hartind mengatakan, sasaran peserta diklat bela negara dari tiga lapisan. “Lingkungan permukiÂman, lingkungan pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi dan lingkungan pekerjaan. KeÂmenterian dan lembaga termaÂsuk swasta,†ujarnya.
Setidaknya hingga akhir Juli ini, proses diklat bela negara di seluruh Indonesia sudah diikuti sebanyak 2,7 juta peserta denÂgan dua metologi (sosialisasi dan diklat). Perhitungan itu sesuai dengan database bela negara yang selalu dipantau Hartind. “Target saya sampai Desember 2016, 4 juta peserta. Saya akan keÂjar. Saya rasa optimis,†tandas dia.
Ia mengungkapkan, piÂhaknya sudah melatih sejumlah lembaga. Di antaranya seluruh CEO BNI, Pejabat Eselon I dan II Kementerian PU dan PerumaÂhan Rakyat, Ormas Barisan PaÂtriot Bela Negara.
“September ini. Kemen PU dan Perumahan Rakyat lagi. Pesertanya ajudan para pimpiÂnan, eselon III dan IV, Bank InÂdonesia Institute, pelajar SMA, mahasiswa UPH, Universitas Pancasila. Mereka ingin pakai metodologinya diklat bela negaÂra,†katanya. (Yuska Apitya)
Bagi Halaman