IMG_20160510_175747BOGOR, Today – Tak selalu mulus dalam menjalankan usaha bis­nis makanan mungkin kerap kali dirasakan oleh para pengusaha. Berbagai rintangan dalam menge­lola usaha makanan pun sempat dirasakan oleh pria asal Madura bernama Japar. Namun, dengan kegigihan dan dukungan dari keluarga, Ayah yang memiliki 4 orang anak ini bisa menyekolah­kan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi dengan bisnis martabak manisnya.

Siapa sangka, kegigihannya untuk fokus dalam menjalankan usaha martabak manis yang mu­lai dirintisnya sejak tahun 1997 di Bangbarung (yang kini bernama Jalan H. Achmad Sobana) berha­sil menjadi primadona bagi para konsumen. Walaupun sekilas tam­pak seperti martabak manis pada umumnya, namun nyatanya mar­tabak manis milik Japar ini terus dibanjiri konsumen.

“Mungkin karena saya sudah cukup lama berjualan disitu. Dari sebelum ramai hingga saat ini. Saya juga tak menyangka tempat itu kini berubah menjadi pusat jajanan kuliner, jadi terus ramai,” terang Japar kepada BOGOR TO­DAY.

Melihat dari perjalanan karir usahanya, sebelumnya berkecim­pung pada usaha martabak, Japar sempat mengikuti jejak saudara yakni berjualan bubur kacang dan bubur ayam. Namun, setelah memiliki modal pribadi, Japar memutuskan untuk membuat usaha martabak manis dengan resep yang didapatnya dari rekan seperantauannya.

Sudah hampir puluhan tahun silam Japar berjualan di tempat tersebut. Dirinya sempat terpikir­kan untuk mencoba menu lainnya mengikuti tren saat ini, namun hal tersebut tak bertahan lama.

“Sudah sempat saya coba dikombinasikan dengan nutela, ovomaltine, dan tobleron namun hal tersebut tidak berlangsung lama, hanya sekitar 2 bulan saja. Setelahnya saya tidak jual lagi, karena sayang tidak begitu dimi­nati. Justru martabak manis biasa yang paling diminati,” ungkapnya.

Martabak Manis Suramadu menjual variant rasa pada umum­nya, seperti keju cokelat, cokelat, ketan, cokelat wijen, pisang cokelat dan martabak spesial. Kisaran harga pun dimulai dari Rp 13 ribu hingga Rp 30 ribu ru­piah saja.

Jika melihat pada modal awal membuka usaha martabak manis yang dijualnya, Japar memapar­kan hanya bermodalkan sekitar Rp 50 ribu. “Ya jaman dulu me­mang tidak begitu mahal seperti sekarang, awalnya pun hanya 3 kilogram terigu tapi sekarang Alhamdulillah mencapai 14 kilo­gram terigu. Dulu saya buat gero­baknya pun dicicil,” jelasnya.

Japar menjelaskan, pendapa­tan perhari yang dapat diper­olehnya bisa men­capai Rp 1,3 juta hingga Rp 2 juta. Den­gan modal perharinya pun berkisar Rp 800 ribu. Modal ini nantinya dibuat untuk membeli tepung terigu, gula, meses, keju, susu, wadah dan lainnya.

Karena ramainya pembeli, kini Japar pun dibantu oleh anak tertuanya untuk berjualan. Bagi anda yang ingin mencicipi mar­tabak manis ini, Japar memulai usahanya dari 18.00 hingga 01.00 WIB. Japar membeberkan, bagi yang ingin melakukan usaha jan­gan sungkan untuk mencoba dan ramah dalam memberikan pelay­anan. “Intinya kita harus ramah, agar disenangi oleh pelanggan. Itulah yang harus diterapkan. Ke­mudian jangan lupa bersyukur, jangan banyak ngeluh. Dengan bersyukur kita menjadi mera­sa berkecukupan,” ujar Japar mengakhiri. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================