Untitled-22BANDUNG, TODAY-Hingga pekan 13 Indonesia Soccer Championship (ISC), Persib Bandung baru menelurkan 14 gol atau rata-rata 1 gol per pertandin­gan. Catatan tersebut merupakan bukti bahwa produktivitas gol skuad Maung Bandung masih minim.

Padahal dari personel lini depan Persib saat ini yakni Sergio van Dijk, Samsul Arif, Zulham Zamrun, Tantan su­dah tak diragukan kapasitasnya. Sayang­nya, mereka masih kehilangan sentuhan di depan mulut gawang.

“Para pemain depan Persib Band­ung sebenarnya berkelas. Namun bagi seorang striker memang ada kalanya sulit mencetak gol. Kondisi seperti itu memang ada dan dialami oleh siapapun striker. Termasuk saya,” kata striker tersubur Persib sepanjang sejarang, Su­tiono Lamso, Senin (1/8/2016).

Akibatnya seretnya gol dari para pe­nyerang, mempengaruhi mental saat di lapangan. Para penyerang bahkan bisa kehilangan rasa percaya diri. Tapi apa­bila seorang striker sudah menemukan sentuhannya ia akan bisa menggelontor­kan banyak gol di laga ke depan.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Masih Berpeluang ke Olimpiade 2024 Paris

“Mungkin belum menemukan start­nya untuk cetak gol. Saya yakin apabila sudah mencetak satu, dua gol seorang stiker akan semakin percaya diri dan menemukan sentuhannya untuk mencetak lebih banyak gol,” jelasnya.

Selain faktor individu dari peny­erangnya, Sutiono menilai para pe­nyerang kurang mendapatkan sokon­gan dari lini tengah. Masih kurangnya umpan-umpan matang yang membuat seorang pemain sulit mendapatkan pel­uang emas.

“Kalau lini tengahnya bisa memberi banyak peluang, otomatis dari sejum­lah peluang yang tercipta bisa meng­hasilkan gol,” ujar Sutiono.

Rotasi Pemain Pelatih PERSIB, Djadjang Nurdja­man mengirim sinyal peringatan untuk semua pemainnya yang tampil kurang maksimal. Rotasi akan diberlakukan pada laga berikutnya bagi pemain yang dinilai kurang memuaskan.

Hal itu sudah mulai diperlihatkan oleh Djadjang pada laga TSC 2016 Pre­sented by IM3 Ooredoo pekan ke-13 saat menjamu Persela Lamongan. Lebih dari 50 persen susunan starting evelen ber­beda saat menghadapi Semen Padang.

Penjaga gawang I Made Wirawan mis­alnya, posisinya langsung ditempati oleh M. Natshir pasca kebobolan empat gol la­wan Semen Padang. Begitu juga pemain tak tergantikan di bek kiri, Tony Sucipto, turut menjadi korban rotasi Djanur.

BACA JUGA :  Jadwal Tim Bulu Tangkis Indonesia di Thomas Cup dan Uber Cup 2024 Hari Ini

“Rotasi yang saya lakukan cukup signifikan. Taufik main duluan, Tantan, Atep, Dias, Purwaka, Deden (Natshir), lebih dari 50 persen. Saya objektif, eval­uasi dilakukan disamping rotasi. Seperti Basna, Tony juga, atau beberapa pemain lain yang penampilannya kurang,” kata Djadjang.

Menurut Djadjang, rotasi dilaku­kan bukan secara asal-asalan. Evaluasi yang dilakukan bersama jajaran pelatih adalah untuk kebaikan tim dan diharap­kan ke depan menjadi motivasi. Selain demi menghemat tenaga agar tak terlalu kelelahan akibat jadwal pertandingan yang cukup mepet.

“Pertimbangan lain juga saya laku­kan, seperti faktor kelelahan. Bukan cari alasan, 10 hari tiga pertandingan saya pikir saya tidak mengada-ngada. Bukan­nya mau cari alasan, tapi memang ter­lalu berat,” pungkasnya. (Imam/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================