BOGOR, today – Tapai singkong atau yang lebih sering dikenal peyeum kini disajikan secara berbeda oleh kedai Saribanon’s. Makanan tradisional ini diolah menjadi salah satu bahan dasar makanan yang nikmat dengan tampilan menarik.
Saribanon’s menciptakan menu unik untuk para pecinta kuliner Kota Bogor. Memulai perjalanan di ibu kota, Wisnu, pendiri Saribanon’s mencoba bergerak memperkenalkan menu kreasÂinya di kawasan kota hujan sejak awal bulan Mei 2016.
Saribanon’s berlokasi di Jalan AchÂmad Sobana Nomor 3-4, Bantarjati, BoÂgor. Walau terbilang baru, banyak warga Bogor yang tentunya penasaran dengan menu yang tersaji di Saribanon’s.
“Awal mula dibuka sudah banyak warga sekitar yang tertarik untuk menÂcoba aneka jajanan di sini. Apalagi diduÂkung dengan tempat yang terbilang strategis. Di sini kan menjadi salah satu pusat kuliner juga,†terang Eka, pegaÂwai Saribanon’s, Rabu (15/6/2016).
Eka mengklaim, Saribanon’s dengan konsep makanan peyeum merupakan satu-satunya yang dijual di Bogor. Prol peuyeum menjadi salah satu andalan menu Saribaon’s.
“Produksinya sendiri berada di JaÂkarta. Prol peyeum ini bentuknya sepÂerti makaroni panggang, hanya saja bahan dasarnya menggunakan peyeum. Bahannya sama, ada keju, susu dan ada potongan roti tawar,†ungkap Eka.
Jika makaroni panggang lebih dikeÂnal dengan rasa gurih, lain halnya denÂgan prol peyeum. Rasa prol peuyeum ini lebih condong manis namun berpadu juga dengan rasa gurih susu dan keju.
Selain prol peuyeum, ada juga menu andalan lainnya yaitu choco ban. MenuÂrut Eka, prol peyeum dan choco ban adalah menu yang sering dibeli oleh para konsumen.
Saribanon’s memiliki berbagai menu pilihan seperti prol peyeum klaÂsik karamel, sekotel makaroni, sekotel kentang dengan rasa sapi dan ayam, dan egg tart. Kisaran harga prol peyÂeum berukuran kecil senilai Rp 30 ribu dan untuk ukuran besar Rp 38 ribu. KeÂmudian, choco ban untuk ukuran mini senilai Rp 10 ribu, choco ban polos Rp 35 ribu dan choco ban mede Rp 40 ribu.
Saribanon’s buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB. Eka menceritaÂkan, dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan berjalan, keuntungan yang diterima Saribanon’s mendapat hasil yang fluktuatif. “Jujur saja, sebelum bulan puasa Saribanon’s penjualanÂnya cukup laris dengan penjualan bisa sebanyak 20 makanan dalam sehari. Namun masuk bulan puasa justru penjualannya agak berkurang, mungkin karena orang lebih conÂdong membeli aneka makanan unÂtuk berbuka,†terangnya.
Dengan penurunan yang terasa saat ini tak membuat Saribanon’s ikut loyo. Dirinya percaya nama SaribaÂnon’s pastinya akan terus semakin dikenal dan warga semakin penasaran dengan menu andalan yang ditawarÂkannya.(*)
Bagi Halaman