obamaWASHINGTON TODAY– Pres­iden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, untuk tidak membocorkan informasi in­telijen setelah ia mengikuti sesi pemaparan dengan badan inteli­jen menjelang pemilu Novem­ber mendatang.

Pada Kamis (4/8) di Pen­tagon, Obama mengonfirmasi bahwa Trump dan rivalnya, Hillary Clinton, akan mengikuti sesi pemaparan dari Intelijen Nasional AS. Sesi ini akan diikuti oleh kedua capres beserta den­gan masing-masing cawapres mereka. Pemaparan itu akan berisi informasi rahasia yang di­dapatkan intelijen AS soal berb­agai krisis di dunia dan ancaman keamanan. Obama menegaskan informasi yang diberikan Inteli­jen Nasional AS kepada Trump dan Clinton harus tetap diraha­siakan dari publik.

“Mereka sudah diberitahu bahwa pemaparan ini bersifat rahasia. Dan jika mereka ingin menjadi presiden, mereka harus bersikap seperti presiden, dan itu berarti mereka harus dapat menerima informasi ini tanpa menyebarkannya,” ujar Obama, menanggapi pertanyaan wartawan soal kekhawatirannya bahwa Trump akan membocor­kan informasi intelijen kepada publik.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 30 April 2024

Sejumlah anggota Republik dan pendukung Trump sebel­umnya menyatakan bahwa Clin­ton seharusnya tidak menerima paparan intelijen, karena ter­sangkut skandal email ketika ia masih menjabat sebagai menteri luar negeri.

Terkait hal ini, Obama me­nyatakan, “Kami akan bertin­dak sesuai hukum, yaitu bahwa, sesuai tradisi dan hukum, jika seseorang menjadi calon pres­iden mereka akan mendapat­kan pemaparan soal situasi ke­amanan, sehingga jika mereka menang, mereka sudah memi­liki persiapan,” dikutip dari Re­uters.

Mendukung Clinton, Obama kerap kali terbuka atas ketida­ksukaannya terhadap Trump. Obama sebelumnya menyebut Trump tidak layak dan tidak siap menjadi calon presiden AS.

Selasa (2/8) lalu, Obama bah­kan mempertanyakan kepada para anggota Partai Republik, mengapa mereka belum juga menarik dukungannya terhadap Trump, capres yang akan mem­berlakukan pelarangan umat Muslim memasuki AS dan mem­bangun tembok di perbatasan dengan Meksiko.

Obama juga menampik tuduhan Trump belakangan ini, bahwa pemilu AS mungkin saja dapat dicurangi. “Tentu saja pe­milu tidak akan dicurangi. Apa artinya? Jika Trump memimpin hingga 10 atau 15 poin pada hari pemilihan dan akhirnya kalah, maka mungkin dia bisa mem­pertanyakannya. Namun itu be­lum terjadi,” ujar Obama.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 27 April 2024

Sementara, Trump se­lalu menyalahkan Clinton dan Obama atas munculnya kelom­pok militan ISIS di Irak dan Su­riah, yang telah meluaskan pen­garuhnya kepada para jihadis di penjuru dunia.

“Kebijakan luar negeri Obama-Clinton memunculkan ISIS, membanjiri Iran dengan uang tunai, dan sekarang me­masukkan sejumlah besar pen­gungsi dan imigran ke Amerika Serikat dari beberapa daerah yang paling tidak stabil di du­nia,” bunyi pernyataan dari pe­nasihat senior kebijakan untuk Trump, Stephen Miller.

“Tapi semua ini tidak menge­jutkan, karena datang dari pemerintahan yang memung­kinkan menteri luar negerinya untuk mengancam keamanan negara dengan server email pribadi, menghapus catatan, dan berbohong tentang hal itu kepada kita semua,” ujar Miller, menyinggung soal skandal email Clinton. (Yuska Apitya/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================