Untitled-1ATLET angkat besi putri Sri Wahyuni berhasil mempersem­bahkan medali pertama bagi Indonesia pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Ia meraih perak pada kelas 48 kg dalam lomba Sabtu atau Minggu WIB.

SRI mendapatkan medali per­ak berkat total angkatan 192 kilogram (Snatch 85 kg dan 107 kg Clean & Jerk). Medali emas direbut atlet Thailand berusia 21 tahun, Sopia Tanasan, yang men­gangkat total 200 kg (Snatch 92 kilogram, Clean & Jerk 108 kilo­gram). Atlet Jepang, Hiromi Mi­yaki, merebut perunggu dengan total angkatan 188 kg.

Lalu, siapa Sri Rahyuni? Ia adalah salah satu lifter muda an­dalan Indonesia. Usianya baru 21 tahun. Ia lahir di Bandung pada 13 Agustus 1994 dan merupakan putri pertama pasangan Candi­ana dan Rosita.

Sebelum Olimpiade ia sudah dijagokan untuk bisa membuat ke­jutan di Brasil. Maklum prestasinya

memang kinclong. Pada bulan Juni 2014, ia meraih dua emas dan satu perak dari Kejuaraan Dunia Junior Angkat Besi yang digelar di Kazan, Rusia.

Bulan September 2014, Sri Wahyuni meraih medali perak Asian Games dengan total angkatan 187 kg. Dua bulan kemudian, Sri Wahyuni Agustiani sukses menempati peringkat ketiga angkatan Clean & Jerk dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Kazakh­stan. Sebelum itu, pada 2013, ia juga meraih medali emas SEA Games Myanmar dan medali emas di Islamic Soli­darity Games III Indonesia. Saat meraih perak Asian Games 2014, ia mengungkap­kan bahwa pertama kali men­genal angkat besi ketika beru­sia 13 tahun dari Siti Aisyah, teman ayahnya yang juga atlet handal angkat besi. Ma­hasiswa jurusan hukum Uni­versitas Bhayangkara, Bekasi, itu mengaku tertarik dengan olahraga angkat besi karena menguatkan. “Biar seperti cowok, saya juga harus kuat,” katanya.

BACA JUGA :  Ribuan Warga Serukan DOB Bogor Barat di Leuwiliang, Dihadiri Pj Bupati dan Jaro Ade

Sri Wahyuni ingin bisa ter­us bertanding, tapi dia sadar bahwa kekuatan manusia ada batasnya. Dia berencana ber­henti mengangkat barbel pada usia 27 tahun.

Kala itu ia mengatakan in­gin mewujudkan mimpi untuk menjadi atlet angkat besi ter­baik di ajang Olimpiade. “PON sudah, SEA Games sudah, Ke­juaraan Dunia sudah, satu lagi yang saya impikan yaitu med­ali emas di Olimpiade yang selama ini belum pernah saya ikuti,” katanya.

BACA JUGA :  Rekomendasi 5 Tempat Olahraga Golf Favorit di Bogor, Dijamin Sejuk

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menegaskan Sri Wa­hyuni akan mendapatkan bo­nus Rp2 Miliar atas keberhasi­lannya merebut medali perak di Oimpiade 2016 dari ajang Angkat Besi 48 KG.

“Selamat ya Yuni, bonus dari pemerintah sebesar Rp2 miliar telah menjadi hakmu,” kata Imam seusai menyaksi­kan pertandingan di Riocen­tro Paviliun 2.

Sebelum kontingen In­donesia berangkat ke Rio De Janeiro, Kemenpora menjanji­kan peningkatan bonus untuk Olimpian yang berhasil mere­but medali. Perebut medali emas akan mendapatkan Rp5 miliar, perak Rp2 miliar, dan perunggu Rp1 miliar.

Imam juga mengharap­kan keberhasilan Sri Wahyuni meraih perak dapat menam­bah semangat juang rekan-rekannya. Peluang menambah medali, kata Imam, masih ter­buka lebar karena Olimpiade baru dimulai sehari. “Bukan hanya dari angkat besi, saya tetap optimistis ada tambahan medali bagi Indonesia pada cabang lainnya,” ujar Imam.

“Yuni pasti menjadi peny­emangat baru bagi atlet lainnya untuk meraih yg lebih baik. Yuni ini masih muda dan produktif sehingga saya yakin untuk Olim­piade berikutnya akan mening­katkan raihan medali,” tandas­nya. (Yuska Apitya)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================