Arsenal mengawali musim 2015-16 dengan kekalahan di kandang sendiri atas West Ham United, meski mampu merespons dengan kemenan­gan di markas Crytal Palace pada laga kedua. Tapi jad­wal tidak memuluskan usaha bangkit Arsenal karena mesti berhadapan dengan Liver­pool di pekan 3 (imbang) dan kemudian Chelsea di pekan enam (kalah).

Setelah itu Arsenal sem­pat merangkai lima ke­menangan beruntun, tetapi hasil seri di kandang sendiri lawan Tottenham Hotspur di pekan 12 kemudian menga­wali tiga pertandingan tanpa kemenangan (kalah dari West Brom dan kemudian seri la­wan Norwich).

Selama pekan 19-22, Ar­senal juga sempat bercokol di puncak klasemen. Na­mun, kekalahan di Emirates atas Chelsea di pekan 23 pada bulan Januari kemudi­an membuat Arsenal melo­rot ke posisi tiga.

BACA JUGA :  Usai Diguyur Hujan Deras, Jalan Raya Rangkasbitung-Bogor Ambles, Kondisinya Mengkhawatirkan

Timnya Wenger baru bisa memperbaiki posisi itu di pekan terakhir untuk finis kedua, menyalip Tot­tenham Hotspur yang pada pekan 25-37 secara beruru­tan setia berada di bawah Leicester.

Setelah membuat pening­katan dengan finis di pering­kat kedua, posisi terbaiknya dalam 11 tahun terakhir, yang diinginkan Arsenal tentu adalah langkah maju dan bu­kannya mundur ke belakang. Takkan mudah, mengingat klub-klub lain sudah pasti juga tak mau berdiam diri dan terus memperkuat setiap lini, tapi Wenger sudah ber­pengalaman untuk akan tahu hal itu.

“Ada banyak klub dengan ambisi yang tinggi. Saat ini banyak tim memiliki manajer bagus dan banyak klub mulai tumbuh. Itu meningkatkan ambisi dan harapan mereka, tapi cuma satu yang akan jadi juaranya. Kami hanya perlu meyakinkan diri kalau yang juara itu adalah kami,” kata Wenger.

BACA JUGA :  Tim Bulu Tangkis Indonesia Juara Runner Up Piala Thomas 2024

“Kompetisi akan sangat sengit, khususnya bercermin kepada Leicester yang men­jadi juara tahun lalu. Dengan hasil itu, klub-klub kecil jadi ikut berharap untuk bersa­ing jadi juara. Tim-tim kecil akan berpikir klub-klub yang lebih besar bakal kehilan­gan poin saat menghadapi satu sama lain, jadi persain­gan akan lebih terbuka,” sebut peracik taktik Pran­cis berusia 66 tahun, yang mulai menangani Arsenal sejak tahun 1996 dan punya lebih dari 1.000 pertandin­gan bersama klub London tersebut. (dtc.sepakbola)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================