duterte-interview-20160509-013MANILA TODAY– Sedikitnya 58 pejabat pemerintahan dan ke­polisian Filipina menyerahkan diri ke markas kepolisian. Hal ini terjadi sehari setelah Presiden Rodrigo Duterte mengungkap daftar pejabat yang terlibat keja­hatan narkoba.

Seperti dilansir Reuters, Senin (8/8/2016), sebanyak 27 wali kota dan 31 pejabat kepoli­sian, termasuk seorang kolonel polisi, dari berbagai wilayah di Filipina mendatangi markas kepolisian nasional di Manila. Kebanyakan mereka yang meny­erahkan diri berniat membersih­kan nama mereka dan khawatir akan perintah Presiden Duterte untuk memburu mereka, jika mereka tidak menyerahkan diri dalam waktu 1×24 jam.

Beberapa pejabat lokal bah­kan melapor ke kantor polisi di daerah masing-masing lebih awal, segera setelah Duterte mengungkap daftar itu.

Dalam pernyataannya pada Minggu (7/8), Presiden Duterte mengungkap 160 nama penja­bat yang dituding terlibat keja­hatan narkoba. Pengungkapan nama-nama ini disebut sebagai kampanye ‘nama dan malu’. Se­lain pejabat pemerintahan dan kepolisian, daftar nama yang diungkap Duterte juga termasuk dua pensiunan jenderal polisi, tentara, anggota paramiliter, hakim dan seorang mantan ang­gota parlemen.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kota Bogor, 14 Mei 2024

“Begitu Anda mendengar nama Anda disebut di sini, Anda dibebaskan dari jabatan Anda sekarang. Melapor kepada PNP (Kepolisian Nasional Filipina) dalam waktu 24 jam atau saya akan memerintahkan seluruh pasukan bersenjata dan kepoli­sian untuk memburu Anda,” tegas Duterte.

Dalam pernyataan terpisah, Kepala Kepolisian Filipina Ron­ald Dela Rosa menegur para pejabat kepolisian yang naman­ya masuk dalam daftar yang diumumkan Duterte. Dela Rosa bahkan mengancam akan mem­bunuh mereka yang namanya disebut Duterte, jika terus me­lindungi pengedar dan men­jual narkoba yang disita. “Saya marah atas apa yang sedang terjadi. Saya merasa malu. Kita seharusnya merupakan pihak yang menangkap orang-orang ini, tapi kita melindungi mereka. Saya akan membunuh Anda jika Anda tidak berubah,” tegas Dela Rosa.

BACA JUGA :  Gempa Sukabumi Disebabkan Sesar Lokal, PVMBG: Kondisi Gunung Salak Tetap Normal

Ditambahkan juru bicara Ke­polisian Nasional Filipina, Dio­nardo Carlos, para polisi yang terlibat kejahatan narkoba, akan dilucuti senjatanya. Mereka juga menjadi fokus penyelidikan dan terancam dijerat pidana mau­pun sanksi administratif, jika ada bukti kuat yang menunjuk­kan keterlibatan mereka.

Sejak Duterte menjabat Presiden Filipina pada Juni lalu, lebih dari 400 penjahat narkoba telah ditembak mati polisi di sejumlah wilayah Filipina. Tele­visi lokal ABS-CNN bahkan mel­aporkan ada 800 penjahat nar­koba yang tewas sejak Duterte menjabat.(Yuska Apitya/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================