Opini-2-HeruOleh: HERU BUDI SETYAWAN
Pemerhati Pendidikan &

UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelaja­ran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap ma­hasiswa UT harus sudah me­namatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat) untuk Program Sar­jana dan Diploma.

Karena cara belajarnya tidak seperti biasa alias belajar jarak jauh dan bersifat terbuka, maka UT kurang diminati lulusan SMA dan yang sederajat. UT dianggap tidak bergengsi dan bikin ribet, mereka berpendapat dengan tat­ap muka saja sulit belajar dan lu­lus, apalagi ini tanpa tatap muka. Demikian beberapa alasan lulu­san SMA/MA dan SMK yang tidak tertarik dan mau kuliah di UT. Maka ini PR besar bagi UT untuk lebih giat melakukan sosialisasi UT pada SMA/MA dan SMK agar lulusan SMA dan yang sederajat ini tertarik dan mau kuliah di UT.

Untuk menjadi mahasiswa UT memang dibutuhkan men­tal baja bin pantang menyerah, jangan harap mahasiswa model anak mama yang bermental suka mengeluh dan mudah menyerah menjadi mahasiswa UT, maha­siswa model begini akan sulit be­lajar mandiri di UT.

Menurut Stolz (2000) dalam bukunya berjudul Adversity Quo­tient (AQ) menyatakan bahwa orang sukses, termasuk sukses studi, adalah orang yang memili AQ tinggi. AQ diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Orang yang ber-AQ tinggi adalah orang yang tahan banting, orang yang mampu mengubah kesulitan menjadi peluang. Mere­ka adalah orang-orang optimistik yang memandang kesulitan bersi­fat sementara dan bisa diatasi.

BACA JUGA :  APA ITU PATOLOGI ANATOMIK (PA)

Sedang menurut Carol Deweck, seorang peneliti terke­muka dari University of Illinois menyatakan siswa ber-AQ tinggi memiliki motivasi dan prestasi belajar tinggi. Belajar jarak jauh memprasyaratkan AQ tinggi. Bagi mereka yang ber-AQ tinggi, kesulitan belajar karena tidak ada tatap muka, sulit memahami isi modul, bukanlah merupakan alasan untuk berhenti belajar atau pindah ke tempat lain. Ini­lah manfaat belajar di UT yang penulis rasakan selama menjadi mahasiswa UT, yaitu:

Pertama, kuliah di UT itu nya­man, karena belajar bisa kapan saja dan dimana saja (seperti slogan salah satu iklan minuman soft drink) tidak seperti kuliah di universitas konvensional yang harus membutuhkan tatap muka dengan dosen, membutuhkan pentingnya daftar kehadiran dan memerlukan ruang belajar. Dan UT ini sangat cocok bagi mereka yang bekerja sambil kuliah.

Kedua, kuliah di UT itu ti­dak mengganggu aktivitas kerja kita, karena waktu Ujian Akhir Semester (UAS) dilaksanakan pada hari minggu, sedang untuk Tugas Akhir Program (TAP) dilak­sanakan pada hari sabtu. Selama penulis kuliah di UT tidak per­nah ijin, kecuali sewaktu wisuda. Dengan kuliah di UT, kita tidak membuat repot pimpinan kita, karena kita tidak pernah ijin.

BACA JUGA :  BERGERAK BERSAMA, MELANJUTKAN MERDEKA BELAJAR

Ketiga, biaya kuliah di UT itu relatif lebih murah dibandingkan dengan perguruan tinggi konven­sional, hal ini mudah dipahami, karena di UT tidak dibutuhkan dosen, kecuali untuk yang mem­butuhkan tutor dan di UT tidak ada pungutan uang gedung. Pada tahun 2009 penulis hanya mengeluarkan uang sekitar satu juta lima ratus ribu sudah ter­daftar menjadi mahasiswa UT dengan mengambil SKS 20 kredit dan mendapat , jas almamater, beaya masa orientasi kuliah, modul dan katalog.

Keempat, kuliah di UT mem­buat kita menjadi pribadi yang mandiri dan disiplin, karena kita dituntut untuk belajar ekstra keras, serta rintangan lebih berat dibanding dengan di universitas konvensional. Bahkan menurut penulis, kuliah di UT itu menam­bah semangat belajar, karena teman-teman kita banyak yang sudah tua-tua masih semangat belajar, ini akan membuat kita juga tambah semangat belajar.

Kelima, UT itu universitas negeri, maka ijasahnya resmi dan tidak diragukan lagi. Kualitas UT juga bagus, karena standar kelu­lusan UT ini tinggi dengan alasan tidak ada tatap muka, jadi tidak ada nilai kehadiran atau nilai ka­sihan, kalau tidak lulus ya tidak lulus tidak ada istilah remedial. Apalagi sekarang banyak ditemu­kan perguruan tinggi abal-abal yang jumlahnya lebih dari dua ratus seperti yang diumumkan oleh Kemendikbud beberapa hari yang lalu. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================