IMG_20160518_155441BOGOR, Today – Masyarakat Indonesia umumnya memiliki seni dan kreatif yang tinggi. Banyak dari mereka yang bisa memanfaatkan sumber daya alam untuk dijadikan pelu­ang usaha. Salah satunya kerajinan bambu, yang dikelola para pengrajin untuk dijadikan produk olahan yang memiliki nilai ekonomi dan nilai seni yang tinggi.

Dadun Abdul, pemilik Naziih Bam­boo (Fadhil Mandiri) sejak tahun 2000 sudah menggeluti usaha bambu. Dadun mendirikan usaha di Caringin dan Cipaku. Hingga akhirnya, pada tahun 2009, ia memu­tuskan untuk hijrah dan mendirikan usaha bambu di Jalan Raya Pemda, Bogor.

Kini ia menjalani usaha ini dibantu oleh 2 orang karyawan dan seringkali dibantu oleh pe­kerja lepas hingga 10 orang.

“Ya jika memang ada pem­buatan saung dan membutuh­kan tenaga tambahan, biasanya saya cari pegawai lepas. Ban­yaknya pekerja tergantung berapa banyak pesanannya,” terang Dadun.

Dadun bercerita, menjalani usaha ini dilaluinya tak selalu berjalan dengan mulus. Dirinya harus melewati masa-masa sulit sebelum berhasil mencapai kes­uksesanya seperti sekarang ini.

“Ibaratnya darah dan air mata sempat saya keluarkan. Modal yang dikeluarkan pun tak sedikit, ratusan juta saya ke­luarkan untuk bisnis ini,” ujar Dadun

Selain memang memiliki ke­ahlian kerajinan bambu, Dadun pun menjelaskan bahan baku dari bambu ini masih terbilang mudah untuk didapatkan. Be­berapa macam jenis bambu tersedia di tempat usahanya.

“Ti­dak di­pung­kiri, harga pasti mengikuti kualitas jenis bambunya send­iri. Semakin harganya mahal, kualitas bambunya semakin baik,” ungkapnya.

Dadun menjual beberapa macam kerajinan bambu sep­erti topi, wadah bambu, ang­klung, sapu, hiasan dinding dan kerajinan lainnya dimulai dari harga Rp 15 ribu. Lampu gan­tung yang unik dijualnya antara Rp 30 ribu hingga Rp 65 ribu. Untuk saung, harganya dipatok sesuai dengan ukuran. Untuk pembuatan saung berukuran 2×2 (meter) dihargai Rp 4 juta – Rp 5 juta. Jika berukuran besar diatas 10×5 (meter), kisarannya bisa mencapai Rp 40 juta.

“Kami juga menjual meja atau kursi bambu. Untuk bilik pun kami jual dengan beberapa motif. Harga bilik senilai Rp 40 ribu per meternya,” jelas Da­dun.

Ditanyai perihal keuntun­gan yang diraihnya, Dadun mengatakan, usahanya terse­but bisa menghasilkan omzet hingga mencapai Rp 20 juta perbulannya.(*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================