BOGOR TODAY – PengembanÂgan Museum Nasional Sejarah Alam dan Kehidupan ManuÂsia yang awalnya bernama Museum Etnobotani Bogor mendapat dukungan Walikota Bogor. Pasalnya Museum NasiÂonal Sejarah Alam dan KehiduÂpan Manusia ini akan menjadi yang pertama dan satu-satÂunya di Indonesia. Tak ayal, Pemerintah Kota Bogor memÂberi dukungan penuh demi terwujudnya pengembangan museum yang sudah berdiri sejak 1841 ini.
Walikota Bogor, Bima Arya mengaku sangat antusias denÂgan rencana pengembangan museum yang bisa mengÂhidupkan wisata museum dan edukasi di Kota Bogor. PemÂkot, lanjutnya, akan berkonÂtribusi dan bersinergi melalui pembangunan infrastruktur seperti penyeberangan jalan, promosi ke sekolah-sekolah, dan membuat paket wisata mengunjungi berbagai muÂseum di Kota Bogor. Seperti Museum Perjuangan, Museum Peta, Museum Tanah, MuseÂum Balai Kirti, Museum ZooloÂgi, dan Gereja Zebaoth Bogor.
“Nantinya dari satu muÂseum bisa dilanjutkan ke muÂseum lainnya (terintegrasi) dengan cukup satu tiket saja,†ujar Bima seusai audiensi, KaÂmis (11/08/2016).
Bima menuturkan pengemÂbangan museum memang baru akan dilakukan tahun deÂpan, namun Rabu, 31 Agustus 2016 mendatang akan digelar soft launching untuk memÂperkenalkan storyline dari museum kepada masyaraÂkat luas. “Pada soft launchÂing akan diundang 200 siswa SMA,†jelas Bima.
Debuti Bidang Ilmu PengeÂtahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Enny Sudarmonowati mengatakan, pengembangan Museum EtÂnobotani menjadi Museum Nasional Sejarah Alam dan Kehidupan Manusia karena Indonesia merupakan negara ke-2 terkaya dalam hal keberÂagaman hayati. Di museum terdapat banyak koleksi yang perlu diketahui masyarakat. Jangan sampai koleksi langka tersebut malah hilang dan tiÂdak diketahui generasi muda.
“Konsep yang dibawa muÂseum akan lebih edukatif, atrakÂtif, dan komunikatif. Di setiap lantainya memiliki tema masing-masing. Kami juga menyediakan ruang publik yang bisa dipakai untuk rapat, ada cafe dan toko souvenirnya,†terang Enny.
Dalam pengembangan muÂseum yang berada di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 22 ini, lanjut Enny, dibutuhkan dana yang cukup besar. Hal ini tidak hanÂya menjadi tanggung jawab Pemerintah saja tetapi Enny juga mengajak perusahaan unÂtuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan museum berÂlantai lima tersebut.
“Kami akan membuat deÂwan pengawas, bisa peroranÂgan ataupun swasta, yang membantu pengembangan museum agar lebih merasa memiliki,†pungkas Enny. (Abdul Kadir Basalamah)
Bagi Halaman