JAKARTA, TODAY-Angkat besi adalah salah satu cabang olahraga yang rutin menyumbangkan medali untuk Indonesia di berbagai event internasional. Cabang ini ke depanÂnya mengharapkan perhatian yang lebih besar dari pemerintah.
Dua medali perak yang sejauh ini didapat Indonesia di Olimpiade Rio 2016 dua-duanya berasal dari cabang angkat besi, masing-masing atas nama Sri Wahyuni Agustiani di kelas 48 kg putri dan Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg putra.
Sejak Lisa Rumbewas meraih perak di Olimpiade Sydney 2000, cabang angkat besi tak pernah abÂsen menyumbangkan medali untuk Indonesia di arena Olimpiade. SeÂjauh ini sudah ada sepuluh medali Olimpiade (lima perak, lima perÂunggu) yang datang dari cabang ini.
Lifter-lifter Indonesia juga menunjukkan peningkatan jika dibandingkan Olimpiade London 2012. Empat tahun lalu, angkat besi hanya menyumbangkan satu perak (atas nama Triyatno) dan satu perÂunggu (atas nama Eko Yuli Irawan).
“Puas sih jika melihat hasil keÂmarin di London seperti apa, tetapi kecewa juga karena sebenarnya kita ada peluang emas. Kenapa tidak kena angkatannya? Terutama di Eko Yuli. Kalau di dua kali angkatan snatch 146 kg tidak gagal, mungkin bisa,†kata pelatih nasional angkat besi, Dirdja Wihardja.
Begitu juga soal Sri Wahyuni. Dirdja sebenarnya optimistis lifter-nya itu bisa mengejar di angkatan clean and jerk. Terlebih saat latiÂhan di Cape Town, Afrika Selatan, Sri Wahyuni mampu mengangkat beban 115 kg sebanyak tiga sampai empat set.
“Tapi (mungkin) karena berat badan Sri yang terlalu turun atau memang kurang beruntung jadi belum bisa. Soalnya strateginya seÂjauh ini sudah sangat benar,†ungÂkap Dirdja.
“Walau begitu saya pikir Sri suÂdah sangat luar biasa. Apalagi ini debutnya di Olimpiade,†katanya.
Ke depannya, Dirdja akan memÂpersiapkan atletnya dengan lebÂih baik sebelum tampil di OlimÂpiade selanjutnya.
“Kami sudah berencana untuk ada training camp ke luar sebagai persiapan mengÂhadapi Kejuaraan Dunia OkÂtober nanti. Minimal di sana Yuni harus bisa juara, kemaÂrin kan sudah di Kejuraan Dunia yang junior, sekarang levelnya naik untuk senior,†kata Dirdja.
Untuk makin mendongÂkrak prestasi angkat besi, Dirdja juga berharap peran dari pemerintah harus lebih besar lagi. Dia menyoroti soal nutrisi dan tempat latihan terÂpusat layaknya pelatnas CipaÂyung untuk bulutangkis.
“Nutrisi dan suplemennya harus lebih di-prepare lagi. Nah, ahli-ahli nutrisi jangan hanya beri workshop saja, tetapi juga turun ke lapangan dalam arti melekat. Selama ini kan tim terapi dan masÂseur saja yang melekat. Selain itu, kita juga harus punya padepokan. Bulutangkis ada, masa angkat besi yang juga prioritas tapi tidak ada. Harusnya sih ada,†kata Dirdja.
“Dokter juga harus dipersiapÂkan lebih bagus agar atlet lebih saÂdar. Harapan kami dari Olimpiade London jangan sampai kejadian lagi. Olahraga prioritas harusnya disertai perbaikan yang lebih baik lagi terutama soal padeÂpokan anÂgkat besi harusnya seperti di Cipayung,†tuturnya.
(Imam/ dtk)
Bagi Halaman