Bila negara takluk, itu sesungguhnya negara membiarkan dirinya terjajah oleh mafia. Dalam terminologi hukum, membiarkan sama saja denÂgan melakukan. Itu artinya negara yang takluk dengan mafia sama saja
dengan mafia itu sendiri. Negara mafia namanya.
Musuh besar lainnya yang harus kita perangi ialah kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. BerÂdasarkan data statistik sekitar 28 juta penduduk Indonesia masuk kategori miskin. Jumlah penÂduduk miskin pasti bertambah akibat perlamÂbatan ekonomi saat ini. Kesenjangan ekonomi yang menurut angka Gini rasio sebesar 0,43 tak boleh diabaikan begitu saja dan harus diperangi bila kita tak ingin gejolak sosial melanda negeri ini.
Presiden Joko Widodo dalam pidato kenÂegaraan pada Sidang MPR, Kamis, 14 Agustus menyatakan bahwa setelah merdeka, perang yang dihadapi bukan perang fisik seperti pahlaÂwan pejuang, melainkan perang memenangi perdamaian, memenangi kesejahteraan, dan memenangi kehidupan rakyat yang bahagia.
Pidato itu menggambarkan kuatnya kemauan politik negara dalam memenangi pertempuran melawan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Dalam RAPBN 2016, tergambar kehendak kuat negara membangun Indonesia dari pinggiran, dari daerah dari desa.
Dalam RAPBN 2016, alokasi anggaran transÂfer ke daerah dan desa jauh lebih besar daripada anggaran belanja kementerian dan lembaga. Jika itu betul-betul diterapkan, ini merupakan kejadiÂan pertama dalam sejarah anggaran di negara ini.
Kita menginginkan pemerintah sungguh-sungguh merealisasikan rencana itu. Kita perlu mengingatkan hal ini karena kita punya tabiat buruk rapi jali dalam perencanaan tetapi ambuÂradul tak keruan dalam pelaksanaan.
Tentu saja masih banyak bentuk penjajahan lain oleh bangsa sendiri yang harus kita perangi. Intinya di Peringatan 70 tahun Indonesia MerdeÂka hari ini, kita hendak mengingatkan bahwa setelah merdeka dari penjajahan bangsa asing, kita masih harus berjuang memerdekakan diri dari penjajahan bangsa sendiri, agar kita merdeÂka seutuhnya, merdeka sepenuh-penuhnya.(*)