Sama halnya dengan penyaÂÂkit kaki gajah terus meningkat. Menurut Kemenkes (2014) pada tahun 2010 terdapat 11.969 kaÂÂsus, tahun 2011 (12.066 kasus), tahun 2012 (11.902 kasus), taÂÂhun 2013 (12.714 kasus), dan meningkat lagi tahun 2014 sekitar (14.932 kasus). Tentu kita harus tahu apa penyebab berkembangnya serangga ini dialam. Indonesia menjadi sumÂÂber penyakit demam berdarah, kaki gajah dan malaria karena lingkungan kita kurang dijaga kebersihannya. Artinya keberÂÂsihan itu belum kita perhatikan disamping ada faktor lain selain itu. Lingkungan sebagai habiÂÂtat nyamuklah yang harus kita bersihkan. Penyakit ini bermunÂÂculan akibat buruknya mutu lingkungan hidup terutama banÂÂyaknya sampah, air tergenang, kerusakan hutan, kawasan kuÂÂmuh, sirkulasi rumah dan ventiÂÂlasi yang baik.
Secara umum kita harus mengendalikan beberapa hal. Pertama, kawasan hutan diÂÂdaerah-daerah Indonesia menÂÂgalami kerusakan parah. Papua termasuk daerah yang akan dirusak akibat perluasan dari kebun sawit sehingga tidak luÂÂput kemungkinan ekositem di Papua akan rusak. Rusaknya ekosistem hutan menyebabÂÂkan nyamuk yang ada dihutan akan masuk ke lokasi perumaÂÂhan warga atau kampung paÂÂdahal jika tidak diganggu maka nyamuk tidak akan banyak yang berpindah. Berkembang biak dan menetap pada pepohonan, rumah kosong, dan kawasan yang tergenang. Persoalan ini harus diperhatikan sebab maÂÂnusia yang mengganggu hutan maka resiko balasan berupa penyakit. Meski kadang kita tak tahu mengapa nyamuk dari huÂÂtan pindah ke lokasi kampung. Mangsa dari nyamuk itu juga banyak yang mati seperti hewan sehingga manusia yang tertingÂÂgal maka manusia sebagai sasaÂÂrannya.
Solusi untuk mengendalikan ini sangat sederhana namun tak dilakukan dengan optimal sehingga butuh komitmen dari kepala daerah untuk menduÂÂkungnya dan masyarakat. PerÂÂtama, menertibkan tata ruang lingkungan. Ruang-ruang di perkotaan tampak tak tertata dengan baik. Masih ada banÂÂgunan kosong yang lama dan tak berpenghuni. Bangunan ini jelas jadi sarang nyamuk sebab kondisinya yang kotor dan banÂÂyak sampah. Ditambah lagi denÂÂgan bersarangnya hewan lain sehingga tempat yang baik bagi nyamuk jenis tertentu untuk tinggal disana. Kedua, pemerinÂÂtah harus membangun saluran atau gorong-gorong yang airnya mengalir. Diamnya air dan tak mengalir sebagai sarang yang baik bagi nyamuk.
Gorong-gorong harus muÂÂdah dibersihkan karena gorong-gorong yang gelap dan sulit dijangkau maka tidak luput keÂÂmungkinan didalamnya telah bersarang serangga. Ketiga, tempat ibadah harus layak, muÂÂlai dari ventilasinya, bangunÂÂlah tempat ibadah yang tidak tertutup sehingga udara, sinar matahari mudah masuk. TemÂÂpat ibadah yang sulit dimasuk oleh sinar matahari sebagai peÂÂnyebab bersarangnya nyamuk. Apalagi kondisi langit-langitnya tidak bersih dan banyak sarang laba-laba maka jelas sebagai sarang nyamuk. Drainase dari tempat ibadah juga harus diÂÂperhatikan, hindari air yang menggenang melalui saluran dan hindari kamar kecilnya yang tak bersih. Keempat, memÂÂperkecil alihfungsi dari hutan ke kebun dan pertambangan. Hutan yang dirusak kemudian dijadikan sebagai kebun dan pertambangan maka saat itulah terjadi banyaknya nyamuk yang berpindah.
Pada kawasan perkotaan, hutan kota yang sebanding denÂÂgan luasan kota akan menjadi daerah resapan air dan bahkan mendatangkan makhluk hidup. Disana pula muncul musuh alÂÂami serangga. Akhirnya terjadi keseimbangan, jika ada nyamuk maka ada yang memakannya karena ada musuh alami yang mengontrol hama itu. Musuh alami itulah yang kini mati. KeÂÂlima, daerahnya yang terjangkit malaria juga karena banyaknya rumah warga yang tidak layak. Tertibkan rumah-rumah kumuh disekitar kota dan membangun rumah yang layak huni. Rumah yang layak huni mulai dari venÂÂtilasi yang baik sehingga meÂÂmungkinkan sinar matahrai dan udara dapat masuk dengan muÂÂdah. Hindari perilaku menyimÂÂpan sampah dirumah sebab dari rumah kita cara terbaik mengaÂÂtasi nyamuk. Hal ini dapat menÂÂgurangi sarang dari nyamuk itu sendiri. Berbeda dengan rumah yang kumuh dan pengap maka nyamuk akan bersarang pada rumah tersebut. Kesehatan lingÂÂkungan pada fasilitas umum juga harus diperhatikan. KesÂÂehatan terminal. Kerap kali temÂÂpat-tempat diterminal menjadi sarang nyamuk.
Genangan air banjir diÂÂterminal harus dibersihkan. Pada kawasan kampungnya juga sama, tertibkan dan buat penerangan dengan ventilasi yang cukup untuk sekolah. Kenam, adakan kajian agama rutin dalam pembahasan keÂÂagaman bahwa kebersihan itu syarat sahnya ibadah. ManuÂÂsia dengan lingkungan kotor tentu tidak dibenarkan secara agama. Berikan dakwahnya kepada masyarakat melalui toÂÂkoh agama setempat. Jangka panjangnya mereka akan hidup bersih. Darisanalah berkemÂÂbangnya nyamuk dan bertelur. Kita lebih baik memutus mata rantai nyamuk dengan manusia dibadingkan dengan mengobati manusia yang telah terjangkit malaria, demam berdarah dan kaki gajah. Namun jika sudah terjangkit haruslah diobati yang terkena itu. Ketujuh, perbanÂÂyak penggunaan biopori jika jika daerah perkotaan sehingga dampat membantu air masuk kedalam tanah. (*)