Selain itu dia juga meng­klaim telah berhasil meng­giring dana APBN tahun 2016 yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK) infrastruktur sebesar Rp 55 miliar. Untung mengakui untuk urusan DAK tersebut didasarkan kerjasa­ma yang apik antara dirin­ya dengan mantan Kepala Bappeda Kota Bogor Suharto. “Semua persyaratan adminis­trasi sudah rampung. Dari mu­lai pembebasan tanah hingga Detail Engineering Design (DED) sudah diselesaikan,” kata Untung.

Rencana DAK sebesar Rp 55 miliar itu akan digunakan untuk pembangunan reser­voir 2×1000 meter kubik dan pemasangan jaringan pipa distribusi Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa. Hanya saja, Untung mengaku miris dana tersebut tidak bisa terserap karena proyek yang ditenderkan melalui Unit Lay­anan Pengadaan (ULP) Pemer­intah Kota Bogor itu sudah tiga kali gagal lelang. “Sudah tiga kali gagal lelang,” kata Un­tung.

BACA JUGA :  Mau Traveling Kemana? Ini Dia Daftar 10 Hotel Terbaik di Dunia 2024, Dijamin Tak Mengecewakan

Terakhir, Untung juga suk­ses menyakinkan Ditjen Cipta Karya Kementerian Peker­jaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengalokasikan pembangunan Instalasi Pen­golahan Air Minum (IPA) den­gan kapasitas 300 liter per­detik pada Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa sebesar Rp 63 miliar. “Saya yang menyampaikan propos­alnya tahun 2013 ketika masih pjs dirut. Dan saya yang me­mimpin rapat di Kementerian PUPR. Silahkan cek surat pen­gajuannya tandatangan saya,” kata Untung.

BACA JUGA :  Maraknya Kasus Pencurian Hewan Ternak Resahkan Warga Kecamatan Leuwisadeng

Kini proyek IPA 300 li­ter perdetik itu masih dalam proses tender di Kement­erian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jadi den­gan tambahan Rp 216 miliar tentunya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat mening­katkan pelayanannya kepada publik. “Jadi nikmat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan,” tutup dirut yang dipecat Walikota Bima Arya dengan hormat pada Maret 2016 ini. (Abdul Kadir Ba­salamah)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================

2 KOMENTAR

  1. Dirut dg prestasi gemilang. Mencetak laba terbesar sepanjang perusahaan berdiri dan menggolkan modal besar untuk perusahaan tapi dipecat walikota yang tampilannya reformis hanya karena desakan karyawan. Zaman sudah edan…

  2. Pelayanan pdam setelah ganti dirut ternyata malah menurun. Air di rumah saya sudah seminggu tidak mengalir. terus buat apa ganti dirut kalau dirut yang lama lebih baik? Walikota sepertinya stress berat soal kasus jambu dua jadi sudah tidak fokus