Selain itu dia juga mengÂklaim telah berhasil mengÂgiring dana APBN tahun 2016 yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK) infrastruktur sebesar Rp 55 miliar. Untung mengakui untuk urusan DAK tersebut didasarkan kerjasaÂma yang apik antara dirinÂya dengan mantan Kepala Bappeda Kota Bogor Suharto. “Semua persyaratan adminisÂtrasi sudah rampung. Dari muÂlai pembebasan tanah hingga Detail Engineering Design (DED) sudah diselesaikan,†kata Untung.
Rencana DAK sebesar Rp 55 miliar itu akan digunakan untuk pembangunan reserÂvoir 2×1000 meter kubik dan pemasangan jaringan pipa distribusi Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa. Hanya saja, Untung mengaku miris dana tersebut tidak bisa terserap karena proyek yang ditenderkan melalui Unit LayÂanan Pengadaan (ULP) PemerÂintah Kota Bogor itu sudah tiga kali gagal lelang. “Sudah tiga kali gagal lelang,†kata UnÂtung.
Terakhir, Untung juga sukÂses menyakinkan Ditjen Cipta Karya Kementerian PekerÂjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengalokasikan pembangunan Instalasi PenÂgolahan Air Minum (IPA) denÂgan kapasitas 300 liter perÂdetik pada Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa sebesar Rp 63 miliar. “Saya yang menyampaikan proposÂalnya tahun 2013 ketika masih pjs dirut. Dan saya yang meÂmimpin rapat di Kementerian PUPR. Silahkan cek surat penÂgajuannya tandatangan saya,†kata Untung.
Kini proyek IPA 300 liÂter perdetik itu masih dalam proses tender di KementÂerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jadi denÂgan tambahan Rp 216 miliar tentunya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat meningÂkatkan pelayanannya kepada publik. “Jadi nikmat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan,†tutup dirut yang dipecat Walikota Bima Arya dengan hormat pada Maret 2016 ini. (Abdul Kadir BaÂsalamah)
Dirut dg prestasi gemilang. Mencetak laba terbesar sepanjang perusahaan berdiri dan menggolkan modal besar untuk perusahaan tapi dipecat walikota yang tampilannya reformis hanya karena desakan karyawan. Zaman sudah edan…
Pelayanan pdam setelah ganti dirut ternyata malah menurun. Air di rumah saya sudah seminggu tidak mengalir. terus buat apa ganti dirut kalau dirut yang lama lebih baik? Walikota sepertinya stress berat soal kasus jambu dua jadi sudah tidak fokus