image-20150128-22305-2d3ok3BOGOR TODAY – Sebanyak 200 peneliti dari lima benua, 28 negara berkumpul di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/10) dalam konferensi internasional IUFRO. Konferensi ini  membahas isu lingkungan hidup dan kehutanan, serta kebijakan pemerintah yang berbasis ilmu pengetahuan dan sosial.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, hadir membuka secara khusus konferensi yang melibatkan IPB serta Georg-August University of Gottingen, Jerman sebagai penyelenggara. “Ini sebuah langkah yang baik, para peneliti berkumpul bersama membahas isu lingkungan dan kehutanan yang tidak dari sisi kebijakan saja, tetapi multi disiplin ilmu lainnya,” kata Siti.

Menurut Siti, konferensi tersebut sangat relevan dengan upaya pemerintah Indonesia sedang menyiapkan kebijakan tentang lingkungan dan kehutanan yang hampir semua berkaitan dengan manusia.

BACA JUGA :  Dedie Rachim Apresiasi Renovasi MCK SDN Semeru 6 Kota Bogor

“Fokus pemerintah membangun rakyat, konferensi dengan para peneliti di 28 negara ini, semakin lengkap karena semua peneliti membahas berbagai isu lingkungan,” katanya.

Pemerintah Indonesia, kata Siti, sedang berupaya bagaimana pengelolaan hutan dan lingkungan tidak hanya berhubungan dengan negara, tetapi negara berhubungan dengan warga, dan sebaliknya. Oleh karenanya, semua pihak memiliki peran dan tanggungjawab bersama untuk menjaga hutan, dan menjegah bahaya kerusakannya.

Dikaitkan dengan kebijakan kehutanan, lanjutnya, Indonesia memiliki tantangan yakni pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. “Kita harapkan rekomendasi-rekomendasi akademik dapat dilahirkan dari konferensi ini,” katanya.

BACA JUGA :  SBR 'Manifesting The Future', Pamerkan Karya Seni Siswa Penuh Filosofi

Rektor IPB Herry Suhardiyanto menambahkan, tema yang diusung pada konferensi IUFRO sebagai ide yang baik, bagaimana hutan diatur dengan tata kelola yang baik melibatkan semua disiplin ilmu. Herry menyakini, kebijakan yang berbasis ilmu pengetahuan tidak akan lebih berbicara kepentingan kelompok maupun perorangan, tetapi berdasarkan kebenaran.

“Forum ini penting, merumuskan catatan-catatan penting, serta menghasilkan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan,” katanya.

Konferensi “The IUFRO Internasional and Multi-discplinary Scientific Conferenst berlangsung selama tiga hari 4-7 Oktober 2016. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya pembicara kunci Prof Maz Krott dari University of Gottingen, dan Prof Anum Agrawal dari University of Michigan. (Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================