JAKARTA TODAY- Suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terpecah di Pilkada DKI Jakarta. Kubu Djan Faridz berencana mendeklarasikan dukungan pada petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Menanggapi hal itu, Djarot ingin agar dukungan tersebut dapat berjalan berdasarkan pada Pancasila sebagai ideologi negara.

“Yang lebih kami butuhkan adalah beliau (Djan Faridz) bisa menunjukkan pendukungnya itu betul-betul menerima Pancasila sebagai ideologi negara,” kata Djarot usai menghadiri acara di Gereja HKBP Resort Tanjung Priok Timur, Jakarta Utara, Minggu (9/10). Djan memang mengatakan akan mendukung pasangan Ahok-Djarot. Namun, sebelum deklarasi, kubunya akan mengajukan kontrak politik kepada pasangan petahana tersebut. Garis besar kontrak politik itu akan menyangkut kepentingan warga Jakarta secara umum yang 85 persen penduduknya beragama Islam.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Bayi di Sungai Ngelo Jepara, Pelaku Pembuang Masih Diburu

“Contohnya, sekarang ini pondok pesantren tidak masuk dalam anggaran pemerintah daerah. Kami akan minta karena itu merupakan bagian tanggung jawab pemda untuk memberikan anggaran pemeliharaan dan operasional,” ucap Djan di Jakarta, Jumat (7/10).

Keputusan dari kubu Djan ini berbeda dengan pihak PPP kubu Romahurmuziy yang bergabung dengan Poros Cikeas mengusung duet Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Jika kontrak politik sudah disepakati, Djan memastikan, timnya akan langsung bergerak dan membangun 300 posko pemenangan.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Palembang, Mobil Innova Tabrak 3 Motor

Djarot menyebut PPP kubu Djan Faridz mendukungnya karena melihat kinerja dirinya dan Ahok selama menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI.

“Kalau mendukung ya terimakasih sekali karena berarti yang diapresiasi adalah kinerja yang sudah kami kerjakan selama ini,” ucapnya.

Di Pilkada Jakarta 2017, Djarot mengatakan visi-misi yang diusungnya bersama Ahok adalah penyempurnaan dari program yang direncanakan Jokowi di tahun 2012.

Program-program itu antara lain adalah pembenahan transportasi, penataan kawasan, perluasan lahan hijau, normalisasi sungai, Kartu Jakarta Pintar dan akses kesehatan. (Yuska Apitya/dtk)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================