cvgqfoeuaaafw6iPenyusutan lahan pertanian dari tahun ke tahun semakin mengancam produksi padi nasional. Untuk mengantisipasi penyempitan lahan tersebut, Institut Pertanian Bogor (IPB) tengah menyiapkan varietas baru yang memiliki tingkat produktivitas tinggi.

Salah satunya adalah dengan penemuan padi inbrida varietas IPS 3S yang mempunya potensi produksi mencapai 13 ton per hektare (ha).

Direktur Utama PT Bogor Life Science and Technology (BLST) Meika Syahbana Rusli mendukung adanya upaya membangun startup industri benih secara profesional untuk mendukung kemandirian benih nasional dan pengembangan IPB Science Techno Park sebagai kawasan pengembangan inovasi di bidang pertanian, pangan dan biosains termaju di Indonesia.

 “Hilirisasi hasil penelitian yang telah banyak dilakukan oleh peneliti kita adalah jawaban atas upaya untuk memenuhi kebutuhan negara di dalam penyediaan pangan nasional dan derivatnya bagi ratusan juta penduduk Indonesia,” ujarnya, kemarin.

Hajrial Aswidinnoor, penemu benih ini menambahkan, IPB 3S termasuk dalam kategori padi tipe baru bukan hibrida. Oleh karenanya arsitektur morfologinya berbeda, seperti anakan kurang tapi semuanya produktif, malai lebat hingga mencapai 300-350 bulir per tangkai, batang lebih besar dan kokoh, daun tegak dan tebal serta daun bendera lebih panjang.

Untuk upaya perbanyakan atau diproduksi secara massal, meski telah mengantongi SK Mentan tentang pelepasan varietas IPB3S, IPB tidaklah gegabah. Pengalaman di lapangan, sebaik apapun varietas benih padi yang ditemukan apabila tidak dikawal teknologinya maka benih padi tersebut akan hilang dengan sendirinya. “Sudah ratusan benih padi yang telah dirilis, tetapi di lapangan yang banyak dipakai petani kita paling bisa dihitung dengan jari,” jelas Direktur Seed Center Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB Dr. Abdul Qadir, kemarin.

BACA JUGA :  Turunkan Berat Badan dengan Air Lemon, Ini Dia 3 Cara Membuatnya

Atas dasar itu pulalah, lanjutnya, IPB harus membangun startup industri benih sekelas industrial yang dapat mengawasi dari mulai awal memproduksi benih hingga aplikasinya di masyarakat petani. “Rangkaian pengawasan ini mutlak kami lakukan agar potensi produktiftas IPB 3S benar-benar tampak maksimal di lahan-lahan petani. Jadi petani senang IPB riang,” jelasnya

Sebagai produsen benih padi inbrida baru, IPB 3 S akan sangat hati-hati di dalam menyebarkan benihnya ke masyarakat. “Memproduksi benih sama dengan mempertaruhkan kepercayaan, kredibilitas dan integritas produsennya kepada masyarakat. Oleh karenanya BLST harus memastikan bahwa benih yang diproduksinya benar-benar prima dan layak edar,” kata Managing Director BLST Dadang Syamsul Munir, kemarin.

Upaya untuk mengedukasi para penangkar telah dilakukan BLST dalam berbagai kesempatan, termasuk mengadakan pelatihan dan kunjungan ke Seed Center kami pada pertengahan bulan September lalu yang melibatkan penangkar se Indonesia.

BACA JUGA :  Berbagi Kebahagiaan, JJB Bagikan Takjil Gratis Ke Pengendara

Ketua Umum Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) dalam kegiatan konsolidasi Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus Cabang HA IPB siap mendukung penuh pengembangan padi ini.

Ketua Umum HA IPB, Bambang Hendroyono menjelaskan, upaya ini bertujuan sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan benih Padi IPB 3S dan komitmen HA IPB bermanfaat untuk almamater dan masyarakat luas. “Himpunan Alumni IPB sangat mendukung pengembangan dan penyebarluasan benih padi IPB 3S. DPC Subang sudah memberikan contoh, berhasil menanam dengan produktifitasnya mencapai lebih  dari 8 ton/ha, ini diatas rata-rata produktfitas varietas lain,” kata Bambang Hendroyono.

Benih padi unggul IPB 3S merupakan inovasi IPB yang mempunyai keunggulan potensi hasil mencapai11.2-13.4 ton/ha, umur tanaman yang pendek sekitar 112 hari, tahan terhadap kekeringan, tahan terhadap penyakit Tugro dan serangan hawar daun bakteri Patotipe III, tekstur nasi yang pulen dan cocok di tanam di berbagai jenis lahan. Saat ini pengembangannya terkendala ketersediaan benih sumber.(Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================