foto-berita-hl-okeCIGUDEG, TODAY—Siapa sangka di Kabupaten Bogor masih ada sekolah negeri di bawah tenda. Karena tak memiliki sarana dan prasarana memadai, sekolah inipun tak pernah melakukan upacara bendera. Tidak memiliki lapangan dan tak ada tiang bendera.

Pemandangan kurang sedap ini terjadi pada siswa siswi SD Negri Sirna Asih, di Kampung Cisarua RT 01/ 07, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. “Sekolah negeri ini sudah berjalan 6 tahun. Gedung sekolah kami hanya terbuat dari bambu dengan menggunakan tenda biru sebgai atap sekaligus dinding penutup,” ujar  salah seorang guru honor, Siti Avipah.

Siti bercerita, awalanya, siswa yang belajar di sekolah tenda biru itu hanya segelintir saja. Karena, minat belajar masyarakat di ujung Bogor Barat itu sangat kurang. Namun, berkat kegigihan guru SDN Sirna Aish yang tak pernah lelah untuk selalu mensosialisasikan pentingnya pendidikan, berbuah hasil. “Jumblah seluruh siswa SDN Sirna Asih saat ini sekitar 95 murid, dengan 4 orang tenaga pengajar asli pribumi Kampung Cisarua,” papar Siti – sapaan akrabnya.

Sekolah yang menyerupai kandang sapi itu, hanya berukuran 6×4 meter persegi. Sekolah yang dibangun secara swadaya masyarakat itu, tidak bisa menampung seluruh siswa saat melakukan kegiatan belajar mengajar.

“Karena muridnya mulai banyak, kegiatan belajar mengajar dibagi sif. Untuk kelas 1, 2 dan 3 masuk pagi, untuk kelas 4,5, dan 6 masuk siang. Karena sekolah tenda tidak bisa menampung, KBM pun dibagi tiga tempat separuh di sekolah tenda, sebagian di rumah tokoh masyarakat dan sisanya belajar di majelis,” paparnya.

BACA JUGA :  Ampuh Turunkan Berat Badan, Ini Dia 10 Minuman Diet Alami dan Sehat

Sekolah tenda itu, merupakan kelas jauh SDN Sirna Asih. Karena jaraknya yang sangat jauh, masyarakat enggan untuk bersekolah. Akhirnya 4 guru honorer dibantu tokoh masyarakat berinisiatif membangun sekolah alakadarnya di lokasi yang mudah dijangkau masyarakat Kampung Cisarua.

“Biasanya untuk hari Kamis dan Sabtu, siswa dibawa ke sekolah induk menggunakan kendaraan untuk belajar bersama,” timpal Amit, guru honorer lainnya.

Jika walimurid yang sekolah di kota selalu direpotkan pihak sekolah agar membayar uang seragam sekolah, lain halnya di sekolah tenda itu. Siswa dibebaskan untuk memakai seragam semampunya. Alhasil, seragam siswa pun berwarna warni, ada yang memakai seragam merah putih, baju pramuka, ada pula yang memakai seragam putih hijau.

“Kami tidak pernah mewajibkan siswa untuk memakai seragam sekolah. Yang terpenting bagi kami anak–anak bisa bersekolah. Pun demikian dengan para gurunya tidak ada yang keren,” kata bapak pensiunan itu.

Musim hujan merupakan saat paling sulit bagi siswa maupun guru SDN Sirna Asih. Bagaimana tidak, tenda biru dengan kualitas rendahan tidak mampu menampung derasnya air hujan. Akibatnya tetesan air membasahi buku belajar siswa.

BACA JUGA :  Dessert Lezat dengan Puding Jagung Manis Malaysia yang Lembut Legit

“Terkadang saya menangis dalam hati, melihat kondisi itu. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, Kabupaten Bogor dengan APBD yang sangat besar, namun masih ada cerita sedih tentang dunia pendidikan,” keluhnya.

Tak ada pelaksanaan upacara, tidak ada lapangan tidak pula memiliki tiang bendera. Yang ada, lantai tanah sekolah becek dan aroma bau kotoran mengganggu kegiatan belajar mengajar. Karena, kandang kambing dengan sekolah tenda biru itu, berdampingan.

“Jika malam hari turun hujan, esok hari sekolah pun becek, karena lantainya beralaskan tanah. Siswa pun pada nyeker (tidak memakai sepatu atau sandal, red). Lihat saja saya, mengajar pun memakai sepatu boot, tidak memakai sepatu pantopel yang mengkilap selayaknya guru,” ungkap Amit.

Bukan sekali atau dua kali, bahkan beberapa kali permohonan untuk dibangun sekolah di kampung itu. Namun nasib baik belum menghinggapi siswa yang notabene warga miskin itu bisa menikmati sekolah yang layak.

“Tapi kami tidak putus asa dengan kondisi seperti ini, meski bantuan untuk bangunan sekolah tak pernah ada. Kami termotivasi dengan semangat anak–anak yang begitu besar dalam menuntut ilmu demi masa depan yang lebih cerah,” tandasnya.(Iman R Hakim)

 

============================================================
============================================================
============================================================