img-20161221-wa0023

BOGOR TODAY- Barang yang tidak terpakai dan tidak ada nilai jual, namun di tangan Gumi Indang Siswati barang tersebut menjadi barang yang bernilai jual tinggi, dengan kreativitas yang ia miliki.

Art of Tectona Leaf berdiri sejak tahun 2010, usaha yang digeluti oleh Gumi Indang Siswati sangat kental dengan unsur seni. Daun jati yang sudah kering seharusnya dibuang atau dibakar, ditangan Gumi Indang Siswati daun jati yang tidak bernilai, dengan kreativitasnya, daun jati menjadi bernilai jual tinggi.

“dibalik rumah saya banyak pohon jati, daun jati yang sudah kering banyak yang dipekarangan rumah saya, kerena hampir setiap hari saya membersihkan lalu membakar daun itu. Setelah terfikir saya akhirnya ingin menggunakan daun jati yang sudah kering untuk di jadika keraninan” ujar Gumi Indang Siswati owner Art of Tectona Leaf.

Dengan menggunakan limbah daun jati, Gumi Indang Siswati membuat pajangan yang unik dan kreatif. Barang yang hanya dipandang sebelah mata bisa menjadi barang yang bernilai jual tinggi dengan mengolahnya secara baik.

Nama Art of Tectona Leaf mengandung arti, semakin kuat kita tertiup angina, semakin kokoh untuk bertahan layaknya pohon jati dan semakin bertahan hidup maka semakin bernilai.

Selain memproduksi pajangan Art of Tectona Leaf juga memproduksi selendang batik, boneka, jepitan dan ikat hordeng. Dengan kisaran harga untuk boneka dan jepitan dari Rp 2.000 ribu sampai Rp 10.000 ribu, untuk seledang batik Rp 200.000 ribu dan bingkai pajangan ukuran 44.5 cm x 65.5 cm dibandrol dengan harga Rp 1.500.000 juta tergantung gambar dan bingkai.

Keunggulan produk Art of Tectona Leaf menggunakan bahan bahan yang ada disekitarnyang berasal dari alam. Sehingga limbah yang dihasilkan setelah proses pembuatannya menjadi limbah yang tidak berbahaya untuk lingkungan.

“kita menggunakan limbah daun jati kering, dan selendangnya menggunakan pewarna daun-daun disekitar kita antara lain daun jati mudanya yang kita rebus dulu. Pastinya ramah lingkungan karna tidak menggunakan  pewarna sintetis atau kimia, jadi limbahnyakita buang ketanahpun tidak ada efek apa-apa untuk lingkungan” tambah Gumi Indang Siswati.(Muhar Zulfikar)

============================================================
============================================================
============================================================