tarian-multi-etnis-ditampilkan_20160222_180044BOGOR TODAY – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor mengimbau umat muslim tidak menghadiri festival kebudayaan yang bertepatan dengan “Cap Go Meh” di Kota Bogor. Imbauan itu dikeluarkan agar umat Muslim tidak lalai menunaikan salat. Festival budaya “Cap Go Meh 2017” di Bogor akan diselenggarakan pada Sabtu (11/2).

Ketua MUI Kota Bogor, Adam Ibrahim dalam keterangannya menyatakan kegiatan tersebut kerap berbarengan dengan waktu salat.

“Saya hanya mengimbau kepada Muslim agar tidak mengikuti kegiatan yang identik dengan kepercayaan Tionghoa itu. Apalagi sampai meninggalkan salat dan lebih baik di rumah,” katanya di Bogor, Rabu (8/2).

Pada tahun-tahun sebelumnya, MUI Kota Bogor mengaku belum pernah mengeluarkan imbauan semacam itu. Imbauan itu dikeluarkan setelah melihat euforia umat Muslim pada sore hingga malam saat festival, tetapi mengabaikan waktu beribadah.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 19 April 2024

“Ada tanggung jawab saya kepada umat Muslim Kota Bogor. Bila ada umat yang ikut, ya silakan saja. Terpenting, saya sudah ingatkan,” paparnya.

MUI Kota Bogor tengah merancang surat edaran yang akan dikirim ke masjid-masjid di Kota Bogor dan juga akan disampaikan saat salat Jumat.  Namun, Adam mengaku tetap menghormati festival budaya tersebut.

Tekait hal tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan terima kasih kepada MUI Kota Bogor yang telah mengingatkan umat Muslim tidak larut dalam acara, sehingga meninggalkan ibadah.

“Saya berterima kasih kepada MUI yang telah memberi perhatian tentang waktu ibadah. Tentunya ini menjadi perhatian dari panitia. Saya sudah koordinasi dengan panitia dan mereka memang sudah merencanakan untuk memfasilitasi waktu dan tempat untuk salat ketika waktunya tiba. Acara akan menyesuaikan dengan waktu salat,” katanya.

BACA JUGA :  Waspada! Ini Dia 8 Cara Mencegah Tertular Flu Singapura

Bima menegaskan kegiatan festival tersebut bukan ritual keagaaman, melainkan simbol keberagaman dan pluralisme di Kota Bogor yang sudah mengakar.

“Kita mengakui kondisi negara saat ini sedang diuji terkait isu keberagaman. Untuk itu, melalui festival ini ada suguhan atraksi keroyokan dari lintas agama. Ada marawis dengan paduan suara gereja, ada ribuan masyarakat,” kata Bima di Balai Kota beberapa waktu lalu.(Yuska Apitya)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================