WASHINGTON TODAY- Sejumlah pelaku pasar meramalkan, dalam pidato perdananya di tahun ayam api ini, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen tidak akan menaikan suku bunga acuan atau Fed Rate. Seperti diketahui, Janet Yellen dijadwalkan menggelar pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 14 Februari waktu AS atau 15 Februari dini hari waktu Indonesia.
coins-1024x768
Di awal tahun ini, The Fed dipercaya tak gegabah karena masih menunggu realisasi rencana kebijakan Presiden AS yang baru, Donald Trump. The Fed diyakini bakal menaikkan suku bunga dari 0,75 persen ke 1,00 persen paling cepat selama pertemuan FOMC Mei mendatang.

“Mungkin belum agresif, mungkin sekitar di kuartal II. Presidennya sendiri juga masih baru, akan ada penyesuaian terlebih dahulu. Paling cepat sih sekitar Mei atau Juni,” ujar Direktur PT Bank Mandiri Tbk Hary Gunardi, Selasa (14/2).

BACA JUGA :  Tanggal Tua Masak yang Sederhana Dengan Tumis Sawi Putih Jagung Muda yang Lezat dab Sedap

Sementara itu, Direktur Investasi Saran Mandiri Hans Kwee memprediksi The Fed masih tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakannya. Pasalnya, para petinggi The Fed masih harus beradaptasi dengan kebijakan Donald Trump yang cenderung proteksionis ke depannya.

“Memang kalau dilihat Janet Yellen bicara soal suku bunga mereka, bisa dibilang mereka belum bisa menaikan suku bunga karena masih menunggu kebijakan Trump belum kelihatan. Kalau ekonominya panas, inflasi naik baru bisa naikin suku bunga,” ujarnya.

Hans menilai, kondisi perekonomian global masih dipenuhi oleh ketidakpastian. Tak hanya berasal dari AS, risiko pasar keuangan dunia juga meningkat akibat rencana pemilihan umum kepala negara di beberapa negara Eropa seperti Perancis dan Italia. Selain itu, kasus gagal bayar utang Yunani kepada lembaga keuangan Dana Moneter Internasional (IMF) juga menghantui pergerakan nilai tukar euro terhadap dolar AS. Sentimen ini yang akan menjadi pertimbangan sang Gubernur The Fed dalam mengambil kebijakan moneternya. “Skotlandia juga mau referendum memisahkan diri dari Inggris, jadi harus menunggu suatu yang pasti untuk menaikan suku bunga,” jelas Hans.

BACA JUGA :  Resep Rendang Kentang untuk Menu Makan Bareng Keluarga Dijamin Bikin Nagih

Hans sendiri memprediksi, kenaikan Fed Rate akan terjadi sebanyak tiga kali dalam tahun ini dengan total hingga 75 basis poin. (Yuska Apitya/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================