JAKARTA TODAY- Sedikitnya, 26 tim mahasiswa akan mewakili Indonesia pada ajang Shell Eco-Marathon Asia (SEM Asia) 2017 di Singapura. Tim yang akan berlaga berasal dari 19 perguruan tinggi di delapan provinsi di Indonesia.

Kompetisi yang akan diselenggarakan selama empat hari, terhitung pada 16-19 Maret 2017 itu merupakan festival inovasi di dunia otomotif, yang dapat menghemat energi dan rendah karbon monoksida (CO).

Country Chairman dan Presiden Direktur Shell Indonesia, Darwin Silalahi mengatakan ada peningkatan terhadap antusiasme mahasiswa terhadap ajang tersebut dari tahun ke tahun. Hal tersebut terlihat dengan adanya beberapa perguruan tinggi yang mengirimkan tidak hanya satu tim, meskipun banyak tim yang berpartisipasi telah hadir sejak SEM Asia pertama.

“Di Shell kami mengampanyekan ‘Make The Future’ yang mendorong segala upaya untuk mengatasi tantangan energi, dan bekerja untuk solusi energi yang lebih bersih di manapun, termasuk Indonesia,” kata Darwin di Jakarta, Jum’at (10/3).

Ia berujar, melalui kampanye tersebut diharapkan dapat membuahkan gagasan atau ide terbaik yang dimiliki para mahasiswa di Indonesia. Tentunya potensi dan inovasi yang bertujuan mendorong kerjasama untuk mengubah potensi menjadi solusi di dunia nyata, Asia dan secara global.

Sementara, pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Direktorat Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemdikbud, Widyo Winarso menyampaikan apresiasinya terhadap keikutsertaan para mahasiswa Indonesia dalam ajang bertaraf internasional ini.

Selain memberi semangat, Winarso mengungkapkan bahwa pihaknya berjanji akan memberi dukungan dalam bentuk materil yang bertujuan untuk mengembangkan inovasi para mahasiswa. “Itu dapat diperoleh, bisa misalnya mengajukan proposal, bisa dapat Rp40-50 juta. Jika semua sudah mengajukan, jadi bisa kami bantu biar adil (bantuannya),” kata dia.

Winarso juga mengatakan, selain itu para mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut tidak menutup kemungkinan akan memperoleh tunjangan lain berupa biaya tambahan terkait pendidikan, atau beasiswa. Pihaknya akan memberi beasiswa, sesuai dengan prestasi yang ditorehkan, berskala nasional atau internasional.

Social Investment Manager Shell Indonesia, Anita Setyorini sekaligus pendamping tim Indonesia, menjelaskan bahwa para tim telah lolos verifikasi untuk dapat melaju ke tahap selanjutnya. Jenis kendaraan yang diujikan terdiri dari dua kategori, yaitu Urban Style (berkonsep city car roda empat) dan Prototype (berbentuk kapsul dan beroda tiga).

“Ada 12 tes sebelumnya. Dimulai dari tes dimensi kendaraan hingga kemampuan driver untuk keluar dari mobilnya selama 10 detik. Kenapa 10 detik? karena itu ialah waktu aman keluar dari kendaraan dalam keadaan krusial, seperti kebakaran atau semacamnya,” ungkapnya.
Pada acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa perwakilan tim yang akan berangkat ke Singapura nanti. Salah satu yang bertanding, yaitu Tim 4 dari Bumi Siliwangi asal Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Tim Manager Bumi Siliwangi, Ramdhani mengaku optimis dalam ajang pada tahun ini. Ia yakin kendaraannya dapat bersaing, tidak hanya dengan tim satu negara, melainkan para kompetitor dari negara lain. “InsyaAllah, lebih siap,” kata dia.

Lebih lanjut, Darwin mengungkapkan jika dengan inovasi yang disematkan oleh masing-masing tim diharapkan dapat menginspirasi para pelaku industri otomotif, maupun pemerintah. Khususnya, memadukan penghematan energi dengan industri otomotif. Yang mana, ada tiga kategori asupan energi kepada kendaraan kreasi mahasiswa tersebut, diantaranya bensin, listrik dan etanol.

Ada lebih dari 120 tim mahasiswa yang berasal dari Indonesia akan berkompetisi dengan mahasiswa dari Asia Tenggara, Asia Pasifik, Asia Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah.

Untuk pertama kali dalam sejarah kompetisi ini, tim-tim terbaik Shell Eco-marathon Asia tahun ini akan bertanding di ajang Drivers’ World Championship – Asia Regional Final pada 19 Maret 2017. Tim mahasiswa terbaik dengan penggunaan energi paling efisien di Asia nantinya akan ditantang berkompetisi di ajang ini untuk menentukan pengemudi kendaraan hemat energi tercepat. Pemenang akan mewakili Asia di ajang Driver’s World Championship Global Final di London pada Mei 2017.(Yuska Apitya/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================