“Semua pelatihan saya sudah coba,” jelasnya.

Dengan modal berbagai keterampilan yang dimiliki, dia mengaku menjual produk dagangannya pun dari bazar ke bazar, hanya beberapa kali saja melayani pembeli yang memesan langsung.

Berkat kegigihannya tersebut, kini wanita paruh baya tersebut memiliki penghasilan yang cukup besar, omzetnya sebesar Rp 25 juta per bulan dari jualan bir pletok dan juga makanan kering khas betawi.

Bahkan, sering sekali bir pletok racikannya tersebut dipesan oleh para pejabat pemerintahan untuk dipromosikan di tingkat provinsi bahkan sampai ke luar negeri.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Sayur Daun Ubi Tumbuk yang Gurih dan Harum

“Pernah dipesan sama kementerian perdagangan, untuk dipromosikan di Belanda, Hong Kong, tapi kalau jualan sekarang cuma di Jabodetabek saja,” ujarnya.

Produk dagangannya untuk bir pletok dihargai Rp 15 ribu untuk ukuran 250 ml dan Rp 35 ribu untuk ukuran 550 ml. Sedangkan makanan keringnya dipukul rata sebesar Rp 25 ribu per toples.

BACA JUGA :  Resep Membuat Donburi Ayam Krispi untuk Menu Makan Andalan Keluarga

Pada kegiatan Telkom Craft 2017, Muhibah mengaku produk dagangannya yang paling laku adalah bir pletok. Di hari pertama bazar BUMN ini telah terjual 102 botol.

Muhibah berharap, hingga acara Telkom Craft selesai bisa membawa uang Rp 10 juta. “Kalau kemarin omzetnya Rp 3,7 juta, paling laku bir pletok, saya harap sampai selesai bisa Rp 10 juta,” tukasnya.(Yuska Apitya/dtk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================