“Bahkan, stok beras Bulog saat ini sekitar 1,7 juta ton cukup aman sampai tujuh bulan ke depan dan ditambah lagi kini memasuki panen raya padi yang berarti pangan cukup aman tanpa impor, ungkap Anna.

Pada Februari 2017 Kabupaten Merauke sudah ekspor beras premium ke Papua Nugini dan Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan 5 ribu ton beras ke Sri Lanka. Di samping itu, Indonesia sudah bekerja sama dengan Malaysia untuk merencanakan ekspor beras organik dari Kalimantan ke Malaysia.

BACA JUGA :  Jadwal Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 1 Mei 2024

Terkait dengan ketersediaan pangan, impor pangan kita semakin menurun, buktinya saat ini sudah tidak impor cabai segar, tidak impor bawang merah konsumsi, impor jagung 2016 turun 66,6 persen dan tahun 2017 tidak akan impor jagung untuk pakan ternak, karena produksi melimpah.

“Sebaiknya pembicaraan tidak fokus hanya pada impor saja. Kita harus menyampaikannya secara berimbang antara ekspor dan impor. Nilai ekspor pertanian kita tahun 2016 jauh lebih tinggi dibandingkan impor. Hal ini terlihat dari neraca perdagangan kita tahun 2016 surplus US$ 10,89 miliar, tetapi tidak pernah diberitakan,” tutur Anna.

BACA JUGA :  Berdampak Positif Bagi Masyarakat, Pemkab Bogor Dukung Rencana Pengembangan IPB University di Dramaga dan Jonggol

Saat ini kondisi pertanian Indonesia maju pesat, bahkan FAO (Food and Agriculture Organization/ Organisasi Pangan Dunia) mengapresiasi kinerja pemerintah yang kini sudah swasembada dan tidak akan impor beras medium.

“Kini sudah waktunya kita berpikir dan bekerja keras untuk menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir beras dan mewujudkan visi menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045, pungkas Anna.(Yuska Apitya)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================