Situasi inilah yang menyebabkan Indonesia menempati peringkat ke-2 negara yang memiliki beban TBC tertinggi di dunia, setelah India.

Minimnya pengetahuan, kepedulian  dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya tuberkulosis, memperburuk kondisi penderita tuberkulosis saat ini.

Menghadapi realitas itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, sektor swasta  dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),sehingga dapat mendorong peningkatan penemuan kasus TBC, agar penderita dapat segera didiagnosis dan diobati hingga sembuh (TOSS).

Melalui gerakan “Ketuk Pintu”, diharapkan masyarakat akan semakin peduli terhadap bahaya penyakit TBC, yang selama ini senantiasa mengancam kesehatan masyarakat.

BACA JUGA :  Melonguane Sulut Guncang Gempa Magnitudo 4,6

Mulai kenali tanda-tanda dan gejala tuberkulosis (TBC) harus  diwaspadai, seperti  batuk yang lebih dari dua minggu, badan berkeringat, lemah lesu dan kurang nafsu makan yang berakibat berat badan menurun.

Apabila menemukan tanda-tanda tersebut, pemeriksaan rontgen dan dahak merupakan langkah awal untuk bisa memastikan apakah seseorang terkena TBC atau tidak.

“Kepada para penderita TBCyang memeriksakan diri di puskesmas dan beberapa rumah sakit tertentu akan diberikan obat secara gratis,” ungkap Dr. Dedet B. Utoyo, Msc,  Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Bogor.

Menurut Dr. Dedet B. Utoyo,  pengobatan harus dijalani penderita dengan sangat disiplin serta mengikuti ketentuan pengobatan yang sudah ditetapkan selama 6 bulan berturut-turut dan tidak boleh terputus.

BACA JUGA :  Menu Sederhana dengan Ayam Masak Tauco yang Bikin Menggugah Selera

Sementara itu, bagi penderita yang positif TBC, selain berobat secara disiplin, penderita diharapkan selalu menggunakan masker agar penderita tidak menularkan kuman TBC kepada orang-orang di sekitarnya.

“Kalau penderita tidak bersikap disiplin dalam melakukan pengobatan, akibatnya bisa fatal Status penderita bisa meningkat dan masuk kategori MDR. Jika masuk kategori MDR, pengobatan yang harus dijalani menjadi 2 tahun berturut-turut tanpa terputus.”pungkas Dedet.(Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================