“Saya rasa kurang pas dengan sebutan Kota Pusaka tapi Wali Kotanya lupa akan sejarah. Pusaka-Pusaka di Kota Bogor ini diabaikan, seperti Prasasti Batu Tulis dan Batu Dalkon. Padahal, itu kan kaya akan sejarah. Bahkan, Vihara Mahabrahma yang tertua di Kota Bogor dengan perkiraan sudah ada pada 1400 Masehi yang banyak petilasan Siliwangi dan Suryakencana memiliki banyak sejarah. Tapi kenapa Bima tidak mengangkat budaya-budaya lokalnya tapi malah lebih cenderung mengangkat budaya-budaya internasional,” ujar Syahrul, Selasa (18/4/2017).‎

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

Tepas Salapan Lawang Dasa Kerta (TSLD) hanyalah sebatas pencitraan belaka. Jika TSLD penguat sejarah, ia pun mempertanyakan di mana letak esensi sejarahnya.

“Bangunannya lebih condong ke budaya Italia. Kami menuntut Wali Kota untuk membangun kampung budaya seperti di Sindang Barang atau bikin museum budaya, dan yang lebih penting, esensi ajaran Sunda itu harus diterapkan di Kota Bogor,” tuturnya. (Iman R Hakim)‎

BACA JUGA :  Sowan ke DPD Golkar Kota Bogor, PAN Jalin Koalisi di Pilwalkot 2024
============================================================
============================================================
============================================================