“Keyakinan saya semakin bertambah dengan adanya inisiatif-inisiatif dari para inohong dan para seniman lokal yang mampu menyempurnakan kekurangan yang ada, sehingga apapun rekomendasi atau catatan yang dihasilkan bisa segera mungkin dirumuskan secara lebih detail,” tuturnya.

Usmar menerangkan, sejarah panjang yang dimiliki Kota Bogor dapat dijadikan bekal dan modal untuk membangun Kota Bogor, semodern apapun kearifan lokal harus jadi tumpuan kemajuan. Diawali dengan cara bertukar pikiran dan ditindaklanjuti dengan napak tilas. “Yang terpenting kita saling silih asah, silih asih dan silih asuh. Kita buktikan kita bisa mewariskan untuk anak cucu kita bahwa pembinaan kebudayaan sebagai modal dasar dan pembinaan mental bisa kita wariskan bagi generasi yang akan datang. Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga,” ujarnya.

BACA JUGA :  Partai Golkar Ajak PKS Usung Jaro Ade Jadi Calon Bupati Bogor 2024
Sementara itu, Kepala Disparbud Kota Bogor Shahlan Rasyidi menambahkan, pelestarian
budaya adalah tanggung jawab kita bersama, tidak hanya pemerintah semata, tetapi juga semua pihak. “Salah satunya melalui Rebo Nyunda, setiap hari rabu mulai dari aparat pemerintah hingga guru dan siswa disekolah menggunakan pakaian tradisional sunda, bahkan beberapa pihak swasta mengikutinya, tujuannya untuk melestarikan dan mengingatkan kembali akan kearifan lokal yang kita miliki dan ini harus dijaga,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pj Wali Kota Bogor Minta Tingkatkan Program DWP Sampai ke Unit

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Baraya Kujang Pajajaran (BKP) dihadiri Ketua Paguyuban Bakti Ksatria Tauladan (Bakatul) Gatut Sutanta, Guru Teupa Kujang Pajajaran Ki Wahyu Affandi Suryadinata, Budayawan
Eman Sulameman, perwakilan Kopasus Group I Batalyon 14. Rencananya Napak Tilas Prabu Siliwangi dari situs Batutulis ke Situs Badigul Rancamaya akan dilaksanakan 7 Mei 2017 mendatang. (Yuska Apitya)