BOGOR TODAY- Ada ‘magis’ yang berbeda saat mendengar penggalan puisi Gumamku-Ya Allah karya WS Rendra  dinyanyikan oleh kelompok musikalisasi  Katapel dalam Metaspasial, konser tunggal mereka pada 22-23 April Lalu di Gedung Kemuning Gading Bogor.  Puisi karya Rendra tersebut dibawakan begitu menyentuh oleh Katapel, audience pun menikmati paduan harmoni alunan musik dan suara khas Ichbal tawakal, vocalis Katapel.

Konser Metaspasial dua hari tersebut Bukan hanya menampilkan  puisi WS rendra yang puisi-puisi lain juga dibawakan oleh Katapel, seperti puisi karya Chairil Anwar, Sutardji, Ags Arya Dipayana, Gemi Mohawk, Khrisna Pabichara, dan beberapa sastrawan wanita yaitu Fatin Hamama, Lies Wijayanti, Yeni Fatmawati.

Kelompok musikalisasi puisi yang berdiri sejak 27 Februari 2013 ini telah sukses menyihir para penonton menikmati puisi dengan nuansa berbeda. Katapel terus mencoba memasuki ruang puisi lebih dalam dan mencari jalan untuk membuka selebar-lebarnya ruang puisi menjadi sebuah ruang yang lebih menarik untuk dinikmati.

BACA JUGA :  Hardiknas 2024, Great Edunesia Soroti Perubahan Pendidikan di Indonesia

“Yang kami pertunjukan adalah bagaimana caranya musik yang kami bunyikan bisa mewakili teks yang tersurat dan makna yang tersirat. Kekuatan kami ada pada energi, karena musik adalah teater energi, ada tenaga ibalik bunyi yang kami mainkan, sesuai dengan keinginan puisi dan musik,” tutur Vokalis Katapel Ichbal Tawakal kemarin.

Musikalisasi puisi memang bukan hal baru di Indonesia, Katapel terus berevolusi  mempelajari musik dan puisi semakin luas lagi, dan mengolah musik juga puisi menjadi sebuah karya. “Kami memilih jalur ini karena sampai saat ini bagi kami puisi memiliki pengertian yang tersirat akan makna yang disampaikan, dan hal tersebut menarik untuk kami perdalam,” jelas Ichbal.

BACA JUGA :  Hardiknas 2024, Great Edunesia Soroti Perubahan Pendidikan di Indonesia

1500 penonton yang didominasi oleh siswa dan mahasiswa meramaikan Metaspasial. Konser ini dijadikan referensi oleh para siswa, melihat bagaimana membawakan puisi dengan dimusikalisasikan tanpa menghilangkan kekuatan puisi itu sendiri, terlebih karena jarangnya acara konser musikalisasi puisi saat ini. “Katapel bukan hanya menyuguhkan alunan musik yang enak didengar tapi juga enak dilihat, juga dirasa hati dan pikiran, karena pertunjukan mereka memukau,” kata Yunia salah satu penonton konser itu.(Eka Ardhinie/Yuska)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================