Zaeni mengatakan, sebelum menghembuskan nafas terakhir, Mbah Gotho sempat dirawat beberapa kali di RSUD Sragen karena sakit. Namun, dia meminta kepada keluarga untuk dibawa pulang ke rumah. “Sebelumnya Mbah Gotho telah dirawat di RSUD Sragen pada tanggal 12 April 2017 sampai tanggal 17 April 2017, namun yang bersangkutan minta kepada pihak keluarganya untuk dibawa pulang ke rumahnya,” kata Zaeni.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Jember, 2 Motor Adu Banteng Tewaskan 2 Orang, 2 Kritis

Rencananya, jenazah Mbah Gotho akan dimakamkan pada Senin (1/5) besok pada pukul 11.00 WIB di Taman Pemakaman Umum Desa Plumbon, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.

Mbah Gotho berdasarkan catatan KTP yang dikeluarkan Pemkab Sragen lahir pada Desember 1870. Gotho juga bisa menceritakan soal pabrik gula di daerahnya yang dibangun pada akhir 1800-an. Gotho yang sudah menyiapkan kematiannya sejak 1993 mengaku berharap bisa segera meninggal dalam wawancara dengan detikcom pada 2016 lalu. “Rumput tak lagi ada, tumbuhan tak lagi ada, hewan tak lagi ada, semua telah menjadi gendhing. Anda masih melihat semua itu ada, tapi saat ini bagi saya telah menjadi gendhing. Saya telah di hadapan jagad ageng itu sekarang, tinggal menunggu saatnya saja,” kata Mbah Gotho tenang.(Yuska Apitya/dtk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================