“Untuk BTN (pertumbuhan kredit) masih on track, biasanya semester II pertumbuhan (kredit) akan lebih menguat,” ujar Iman, Kamis [1/6].

Adapun Kepala Ekonom BTN Winang Budoyo menjelaskan, permintaan kredit properti, khususnya KPR dan KPA di awal tahun memang biasanya belum optimal. Penyebabnya bisa beberapa faktor, diantaranya daya beli masyarakat yang baru mulai naik tetapi belum kuat, sebagian dana masyarakat sudah digunakan untuk membayar uang tebusan amnesti pajak, atau karena bank lebih selektif dalam menyalurkan kredit untuk menekan rasio kredit bermasalah.

BACA JUGA :  Rangkaian HUT RSUD Leuwiliang ke-14 Penuh Berkah

Melihat perkembangan pada April 2017, Winang memperkirakan pertumbuhan kredit KPR dan KPA di kuartal II 2017 akan cenderung stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Mei dan Juni pasti banyak yang fokus pada pengeluaran untuk puasa dan lebaran maka bisa jadi kuartal II (pertumbuhan kredit KPR dan KPA) stagnan dibanding kuartal I,” jelas Winang secara terpisah. Kendati demikian, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kinerja KPR dan KPA tahun ini masih tumbuh lebih baik. Pasalnya, penyaluran KPR dan KPA pada April 2016 hanya tumbuh 8 persen (yoy).

BACA JUGA :  Resep Membuat Ikan Asin Sambal Belimbing, Perpaduan Asam Asin Pedas

Adapun kredit konstruksi pada April 2016 tumbuh 14,2 persen (yoy), dan real estate 18,8 persen (yoy). Sementara itu, kredit properti secara keseluruhan tumbuh 11,4 persen (yoy)

Secara umum, kredit yang disalurkan oleh perbankan pada April 2017 tercatat sebesar Rp4.414,6 triliun atau tumbuh 9,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,1 persen (yoy). (Yuska Apitya/CNN)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================