JAKARTA TODAY- Nilai tukar rupiah belakangan ini terpantau melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Jika dilihat pada 29 Juni 2017, dolar AS berada di posisi Rp 13.286, sejak saat itu terus menguat 71 poin hingga posisi hari ini di level Rp 13.357.

Namun Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengaku tidak begitu khawatir dengan pelemahan mata uang Garuda tersebut. Menurutnya hal itu lantaran adanya penguatan dolar AS yang disebabkan dari perbaikan perekonomian AS.

“Kalau kemarin ini hanya karena market. Kita kan tahu dolar AS terjadi penguatan terus ada indikasi investasi yang hasilnya jauh lebih bagus dari proyeksi. Sehingga dolar menguat dan terjadi pelemahan terhadap mata-mata uang negara lain termasuk Indonesia,” tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/7/2017).

BACA JUGA :  Kecelakaan Pemotor di Kudus Tertabrak Truk saat Hendak Menyalip

Oleh karena itu, Agus mengaku tidak khawatir atas kondisi rupiah saat ini. Menurutnya itu hanyalah siklus yang normal.

“Jadi kami melihat ini sebagai sesuatu siklus yang normal dan kita lihat kondisi Indonesia sekarang ini dalam kondisi yang baik. Tidak mengkhawatirkan,” imbuhnya.

Meski begitu, Agus mengakui memang masih ada ancaman pelemahan rupiah dari kenaikan suku bunga The Fed. Sebab jika investasi di AS membaik maka kemungkinan The Fed menaikan suku bunga semakin besar.

“Seandainya investasi menunjukan lebih baik dari proyeksi, pasar semakin yakin akan terjadi kenaikan Fed Fund Rate dan semua mengantisipasi akan terjadi rebalancing sheet The Fed dan itu akan berdampak pada mata uang negara-negara lain,” tambahnya.

BACA JUGA :  Simak 5 Menu Sarapan Terbaik Ini untuk Berikan Energi dan Tingkatkan Suasana Hati

Dia pun berharap harga-harga komoditas juga akan semakin pulih. Sebab hal itu akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

“Kita juga masih perkirakan bahwa harga komoditi yang akan membaik itu mungkin akan terjadi koreksi. Jadi seandainya kalau harga komoditas tidak terus membaik dan akan terjadi pelemahan kembali, tentu akan terjadi dampak. Itu yang terjadi. Tapi secara umum Indonesia baik,” pungkasnya.(Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================