“Ini bukan hanya untuk umat islam saja, tapi untuk seluruh agama. Karena radikalisme itu ada pada semua agama, kebetulan saja karena di Indonesia ini mayoritas beragama islam maka radikalisme yang menguat itu adalah radikalisme yang mengatasnamakan agama islam” ujar wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) ini,” paparnya.

Musdah menjelaskan, di tiap-tiap negara juga ada radikalisme atas nama agama yang mayoritas seperti di Amerika Serikat, Myanmar, India, dan lain-lain.  “Radikalisme dan fundamentalisme itu ada pada semua agama, ada pada semua kepercayaan.  Kelompok-kelompok inilah adalah kelompok yang frustasi dan tidak puas dengan kondisi sekelilingnya. Dia tidak puas dengan kondisi negara, dia tidak puas dengan kondisi pemerintahan yang ada,” ucap Musdah.

BACA JUGA :  PENYEBAB PEROKOK DI INDONESIA TERUS BERTAMBAH

Orang-orang yang tidak puas ini, menurutnya ada dimana-mana. Mereka boleh saja tidak puas dengan kondisi yang ada, tapi jangan melakukan aksi-aksi yang dapat mensengsarakan orang lain.

“Boleh saja tidak puas dan kecewa, tetapi kekecewaan itu jangan diungkapkan dalam bentuk aksi-aksi yang brutal dan merugikan sesama manusia. Tapi kekecewaan itu mestinya bisa dijadikan sebagai bahan instorpeksi bagi kita apakah kita ini sudah berbuat baik buat seluruh umat, bangsa, negara atau agama,” pungkasnya. (Iman R hakim /*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================