BOGOR TOAY – Ngaruat jagat sanghyang giri purwa, mungkin kebudayaan yang satu ini, sudah hilang sejak bertahun tahun lalu dan nyaris anak muda sekarang tidak mengenal apa itu ngaruat jagat sanghyang giri purwa.

Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) mencoba menghidupkan kembali budaya yang sudah padam tersebut, untuk membangkitkan gairah para seniman dan budayaan, juga memberikan pemahaman soal budaya dan melestarikan alam.

“Kami coba menghidupkan kembali budaya nusantara atau asli Indonesia yang selama ini sudah jarang terlihat atau dilakukan oleh masyarakat,” ujar penangung jawab acara, Gzhoulla Barghawazd, Kamis (13/7/2017).

Banyak yang tidak memahami kegiatan ritual ngaruat jagat sanghyang giri purwa tujuh mandala atau 7 gunung, bahkan tidak sedikit pemuka agama yang menganggap kegiatan itu syirik.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 18 April 2024

Padahal, maksud dan tujuan acara ruat itu yakni, mewujudkan rutinitas peninggalan nenek moyang dalam tata cara puji syukur ke  sanghyang widi Tuhan Yang Maha Esa, melestarikan seni budaya yang berdasarkan spiritualitas masyarakat Sunda khususnya dan Masyarakat Nusantara umumnya.

“Merawat alam dan kearipan lokal masyarakat yang berbudaya dan berselaras dengan lingkungan hidup. Memberikan spirit kepada generasi penerus bangsa akan pentingnya mewujudkan rasa syukur terhadap alam dan kebudayaan menuju gemah ripah repeh rapih suatu bangsa, juga bisa menjadi pilar dari kunjungan wisata bagi pembangunan ekonomi masyarakat,” papar pria yang akrab disapa Ki Gola ini.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 16 April 2024

Kegiatan itu sendiri akan berlangsung selama 7 bulan mulai dari bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember 2017. Adapun tempat pelaksanaan mulai dari minggu  Legi 30 Juli 2017 di Gunung Sodong, Rabu Pahing 30 Agustus 2017 di Gunung Leusing.

“Kemudian di hari Sabtu Pon 30 September 2017 lokasi di Gunung Munara, Minggu Pahing 29 Oktober 2017 di Gunung Pancar, Kamis Wage 30 November 2017 di Gunung Salak, Sabtu Legi 9 Desember 2017 di Gunung Gede dan terakhir Sabtu Pahing 23 Desember 2017 di Gunung Pangrango,” terangnya dibenarkan Konsultan acara Bambang Sumantri. (Iman R Hakim)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================