Menurutnya Al Quran itu sangat toleran, begitu juga dengan islam. Karenanya tidak logis bila kelompok-kelompok radikal seperti ISIS atau Boko Haram di Nigeria mengklaim mereka sebagai orang islam.

“Mereka menggunakan ajaran dari peradaban Arab yang sedang kalah, bukan ajaran islam. Saya menyebutnya rongsongkan peradaban Arab. Ironisnya, rongsokan peradaban yang sudah kalah di Arab itu, justru ‘dibeli’ di sini. Bodoh sekali mereka itu. Semua terjadi karena wawasan, bacaan, dan pergaulan mereka terbatas,” ungkap pendiri Maarif Institute ini.

Buya Syafii mengakui bicara terorisme itu sangat melelahkan. Ia melihat terorisme di Indonesia dipicu dua faktor. Pertama ketimpangan sosial ekonomi yang parah sehingga seperti memunculkan rumput kering atau jerami kering yang mudah terbakar. Ini terjadi karena terlalu dominannya asing menguasai ekonomi kita.

BACA JUGA :  Jadwal Tim Bulu Tangkis Indonesia di Thomas Cup dan Uber Cup 2024 Hari Ini

“Saya khawatir betul karena ledakan ekonomi yang membuat kesenjangan terlalu jauh akan berbuntut prahara sehingga apa yang kita bangun selama ini akan berantakan,” papar Buya.

Dalam hal ini, Buya memuji kebijakan Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, yang menggunakan pendekatan dengan bahasa hati dan ekonomi dalam menjalankan penanggulangan terorisme, terutama dalam mendekati dan merangkul mantan kombatan. Salah satunya peresmian masjid Baitul Muttaqien dan Taman Pendidikan Anak (TPA) di kampung bomber Bom Bali, Amrozi cs yang dikelola Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin mantan teroris, Ali Fauzi, beberapa hari lalu.

BACA JUGA :  Cemilan Rumahan dengan Donat Labu yang Sedang Viral Kelezatannya

“Pendekatan berbahasa hati dan sosial ekonomi lebih utama. Mereka anak-anak kita, bangsa kita yang mentalnya labih dan rentan pengaruh dari luar. Pendekatan inilah yang membuat kelompok radikal sekarang terlihat agak jinak,” pungkas Buya Syafii Maarif. (Iman R Hakim /*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================