Tonny juga memiliki rumah pribadi di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Saat disinggung apakah saat memantau Tonny selama tujuh bulan, tim KPK kerap melihatnya membawa tas ransel, Basaria hanya tersenyum.

Dari rumah dinas Tonny itu, tim KPK mengamankan 33 tas ransel berisi uang pecahan rupiah dan mata uang asing yang totalnya mencapai Rp18,9 miliar. Selain itu diamankan pula 4 ATM, yang salah satunya berisi saldo sebesar Rp1,174 miliar.

BACA JUGA :  Warga Digegerkan Penemuan Jasad Korban Hanyut di Pamijahan 1 Bulan Lalu

Basaria menegaskan pihaknya bakal mendalami sumber uang dan siapa saja pihak-pihak yang disinyalir bakal menikmati uang tersebut.  “Nanti dikembangkan, karena dia sendiri masih lupa-lupa,” ujarnya.

Tonny selepas diperiksa mengatakan uang Rp20 miliar itu sepenuhnya milik dirinya untuk keperluan operasional. Dia mengakui mendapat uang tersebut dari sejumlah kontraktor yang mengerjakan proyek di Kemenhub.


Tonny menyebut pernah menerima uang dari pengusaha bernama Yongki dan Sena. Namun sayangnya Tonny tak mengingat berapa uang yang diterima dan dari perusahaan mana mereka berdua. Pria yang menduduki sejumlah jabatan di lingkungan Ditjen Hubla itu mengklaim uang-uang yang dirinya tampung tak akan disalurkan kepada pejabat di Kemenhub, termasuk Menhub Budi Karya.  “Enggak ada. Enggak ada. Saya yang pegang semua,” kata dia usai diperiksa, Jumat (25/4) dini hari.(Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================