Menurutnya, cukai rokok naik tidak ada pengaruhnya di masyarakat Indonesia, sehingga yang paling efektif dilakukan pemerintah yaitu dengan terus mensosialisasikan dampak dari bahaya merokok.

“Jika harga rokok Rp70.000 per bungkus kemungkinan banyak perokok berhenti, tapi itu kalau di Amerika Serikat atau Australia, iya. Di Indonesia banyak inovasi, cukai mahal, rokok mahal ya bisa linting sendiri. Karena itu, kenaikan harga enggak cukup, tapi sosialisasi dini bahaya rokok yang harus dilakukan,” tutur dia.

BACA JUGA :  Wajib Perhatikan Ini, 5 Penyebab Trombosit Turun yang Perlu Diketahui

Sementara, Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widianto menambahkan, tercatat dari faktanya, jumlah masyarakat miskin bisa berkurang jika tidak merokok karena dampaknya makin laten hingga menyasar anak – anak.

“Bertambah parah sekarang, tak hanya orang dewasa tapi anak – anak merokok dengan jumlah besar. Kita harus mengurangi dengan sosialisasi dan naikkan cukai. Cukai naik penting supaya kebutuhan rokok di garis kemiskinan semakin sedikit, sehingga semakin tidak dicatat di BPS,” pungkasnya. (Net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================