BOGOR TODAY – Hawa dingin melanda wilayah Bogor dalam beberapa hari terakhir. Tak peduli pagi, siang, sore atau malam, suhunya membuat kulit siapa pun jadi merinding. Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Bogor mencatat suhu terdingin sepanjang 30 tahun mencapai titik 13,6 derajat celsius di wilayah Puncak.

Suhu dingin di Puncak, tepatnya di Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pukul 22:00 WIB, tercatat 16 derajat celsius. Semakin malam, suhu ini bisa semakin turun.

Warga Kampung Cipamubutan, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Tina Mulyasari Agustin, merasakan sendiri perbedaannya. Sampai-sampai selimut tebal tak cukup menahan ngilunya rasa dingin yang menembus kulit hingga ia harus memakai baju tebal dan kaos kaki untuk tidur. “Pokoknya dinginnya beda banget dari hari biasa. Tidur saja harus pakai kaos kaki sama selimut,” kata wanita yang akrab disapa Tina.

Ini pula yang dirasakan warga lainnya di sekitaran Puncak. Wati (54) warga Bogor lainnya juga merasakan hal serupa. Bahkan di siang bolong ia pun ikut merasa kedinginan karena tiupan angin yang berasa kencang. “Kenapa Bogor dingin banget serasa di puncak gunung es?” ucap Wati.

Tak ayal, terlihat hilir mudik warga sekitar dengan pakaian berlapis, tertutup rapat dan tebal. Ini jadi pertanda betapa dinginnya malam hari di kawasan dengan ketinggian rata-rata 700-1.800 meter di atas permukaan laut tersebut.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Tol Kalanganyar, Bus Eka Seruduk Truk hingga Tewaskan 1 Penumpang

Forecaster Stamet Citeko Ronald C Wattimena mengakui adanya perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Ia menyatakan pada tahun ini wilayah Puncak dan sekitarnya mengalami perubahan suhu yang cukup signifikan. Untuk suhu normal Puncak pada pagi hari sekitar 19.3°-20.0°C, siang 24.4°-25.5°C, sore hingga malam suhu rata-rata 21.3°-22°C.

“Kalau untuk suhu Puncak sendiri maksimumnya di angka 25.8°C dan minimum 17.8°C. Tapi sekarang suhu Puncak sekarang mencapai 13,7° hingga 15,6°. Ini merupakan suhu terdingin sepanjang sejarah 30 tahun terakhir,” jelasnya.

Fenomena suhu dingin ini juga terjadi di beberapa daerah. Bahkan di Bandung, fenomena ini disertai munculnya embun beku. Kepala Stasiun BMKG Dramaga Kabupaten Bogor Budi Suhardi mengatakan, munculnya fenomena tersebut disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

Hal itu ditandai aktifnya monsun Australia, sehingga Indonesia mendapat pengaruh dari aliran massa dingin dari Australia yang menuju Asia. “Aliran massa dingin itu menyebabkan perubahan suhu menjadi lebih dingin di sejumlah wilayah Indonesia yang berada di sebelah Selatan Garis Khatulistiwa dan Jawa Barat termasuk salah satunya,” tutur Budi.

Budi menambahkan, memasuki puncak kemarau, hal yang wajar jika suhu udara lebih dingin. Hal itu disebabkan panas matahari lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa sehingga menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Lele Bumbu Cabe yang Lezat dan Pedas Nampol

“Kandungan air dalam tanah menipis dan uap air di udara sangat sedikit jumlahnya, yang dibuktikan dengan rendahnya kelembapan udara. Ini merupakan fenomena alamiah dan biasa terjadi setiap tahunnya,” paparnya.

Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Bandung Muhamad Iid Mujtahidin mengungkapkan, suhu dingin diprediksi masih akan menyelimuti Kota Bandung dalam dua hari ke depan.

Kondisi tersebut, jelasnya, disebabkan pengaruh musim dingin di Benua Australia, khususnya kondisi suhu dingin di bagian Barat yang diperkirakan suhu udara minimumnya mencapai 5-6 derajat celsius.

Selain itu, pola prakiraan angin di ketinggian 1 kilometer pada periode musim kemarau umumnya angin Pasat Tenggara dari Benua Australia, terutama massa udara yang membawa udara dingin dari Australia bagian Barat. “Sehingga prakiraan pola angin ini berkontribusi juga terhadap penjalaran dan penurunan suhu udara di wilayah Bandung,” ucapnya.

Puncak musim kemarau sendiri, pihaknya memprediksi akan terjadi pada periode Agustus sampai September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering. Untuk itu ia mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati dan menggunakan jaket saat keluar rumah.

“Supaya tetap fit, salah satunya dengan menggunakan jaket saat bepergian keluar rumah, mengonsumsi buah-buahan dan sayuran,” pungkasnya. (Net)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================