BOGOR TODAY – Kaizen Goes to School merupakan program dari Toyota pada dunia pendidikan di Indonesia khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan Harapan mentransfer atau memindahkan budaya kerja yang baik di Toyota ke dunia pendidikan sebagai bentuk komitmen dan kepedulian Toyota. Kaizen Goes To School Batch ke 2 pada 2018 diikuti 40 sekolah se-Indonesia, dimana untuk cluster wilayah Bogor SMK Informatika Pesat satu diantaranya.

Dalam program Kaizen Goes To School Batch 2 Toyota sebagai penggerak utama program ini melakukan pendampingan pada setiap cluster, untuk cluster Bogor pihak toyota melakukan pendampingan pada 14 September 2018 melalui narasumber Agus yang diselenggarakan di SMK AK Nusa Bangsa, yang diikuti 6 sekolah yakni SMK Informatika Pesat, SMK Wikrama, SMK AK Nusa Bangsa, SMK Taruna Andigha, SMK BS 2 serta SMK IT An-Naba.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut, KA Siliwangi Tabrak Motor di Sukabumi, Pasutri Tewas

“Seluruh peserta diharuskan untuk mempersentasikan hasil sementara Kaizen Goes to School di sekolah masing-masing, dan pada kesempatan tersebut SMK Informatika Pesat Komitment mengangkat tema melestarikan lingkungan yakni pengurangan pengunaan kertas dalam kegiatan operasional sekolah sehari-hari seperti perubahan cara ujian yang selama ini menggunakan kertas akan diubah menjadi Computer Based Test (CBT),” ujar Dedi Kiswanto  ketua Tim Kaizen Goes To School SMK Informatika Pesat.

Dedi mengatakan,  ujian CBT ini bukan hanya akan mengurangi penggunaan kertas saja namun lebih utama juga akan menumbuhkan nilai-nilai kejujuran khususnya dikalangan siswa.

“Dengan CBT peluang siswa melakukan kecurangan bisa dikatakan sangat minim sekali sebab setiap siswa akan mendapatkan soal ujian yang berbeda-beda dan siswa akan langsung mendapatkan hasil nilai ujian pada mata pelajaran tersebut,” katanya.

BACA JUGA :  Rafael Struick Yakin Timnas Indonesia Mampu Tumbangkan Uzbekistan

Selain itu, sambung dia, sekolah kami melakukan edukasi pada seluruh guru dan siswa mengenai sekolah ramah lingkungan sinergi saling mendukung program mengurangi penggunaan kertas dalam kegiatan sehari-hari seperti tidak membuang kertas sampah jika masih ada bagian kosong yang tersisah walau sedikit. Membudayakan memindahkan laporan dan tugas yang selama ini hardcopy kedalam bentuk softcopy.

Sementara itu, Pemerhati Pendidikan Heru B Setyawan mengatakan, ciri era Revolusi Industri 4.0 adalah kegiatan manusia tidak lepas dari internet, digital, dan IT. ”Maka apa yang sudah dilakukan oleh SMK Informatika Pesat dengan mengadakan ujian CBT itu sesuai dengan Revolusi Industri 4.0. Dan ini juga sudah dilakakukan pemerintah dengan UNBK,” terang laki-laki lulusan UNY. (Iman R Hakim)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================