JASINGA TODAY – Persoalan kesehatan di Kabupaten Bogor masih saja jadi problem yang sampai saat ini menjadi perhatian serius semua pihak. Banyaknya masyarakat miskin yang mengeluhkan soal program pemerintah yang dirasa belum merata manfaatnya menjadi masalah pelik bagi warga miskin.

Beruntung, Fitriani warga Desa Koleang, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor penderita penyakit Lupus merupakan salah satu pasien dari kalangan warga miskin yang mendapatkan perhatian layan kesehatan di wilayahnya.

Menurut Kepala Puskesmas Curug, Kecamatan Jasinga Alih Yuliandi, mengaku tak pernah henti – hentinya memberikan pelayanan kepada pasien. “Kami tidak mendiamkan, kami pernah menangani pasien Fitriani dan merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang dan sempat dirawat beberapa hari kemudian keluarganya membawa pulang,” ujar Alih.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Pak Kades di Sawah Bengkok Gegerkan Warga Gombang Blora

Sikap responsip Puskesmas Curug ditambah kerjasama lintas sektor yang baik, akhirnya Fitriani pun kembali dirujuk ke RSUD Leuwiliang untuk mendapatkan perawatan. “Dan hari ini (Kamis 27/9/2018, red) kami kembali membawa Fitriani ke rumah sakit,” imbuhnya.

Menurut Alih, Puskesmas Curug telah berupaya menjalankan tugas dan kewenangan sesuai tupoksinya sebagai pelayan kesehatan. “Tidak hanya itu, kami juga melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk melihat keondisi Fitriani,” katanya.

Alih pun menjelaskan soal BPJS yang tidak bisa mengcover pasien. Menurut pengakuan Alih, pasien Fitriana telah memiliki kartu BPJS hanya saja saat hendak digunakan NIK yang tertera di kartu ada kesalahan. “Kalau namanya betul, hanya saja NIK nya yang tidak sesuai, akibatnya kartu BPJS nya tidak bisa digunakan,” ungkap dia.

BACA JUGA :  Kendaraan Dinas Terlibat Kecelakaan Beruntun di Ciampea Bogor, Hampir Adu Banteng

Sebagai tenaga kesehatan, pihak puskesmas hanya bisa melakukan topoksinya sebagai pelayan kesehatan, namun terkait anggaran pendampingan pihaknya tidak memiliki anggaran tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasien.

“Kalau pelayan kesehatan sudah kami lakukan, tapi untuk biaya pendampingan kami tidak punya anggaran itu. Sedangkan yang menjadi kesulitan keluarga pasien soal anggaran tersebut,” tutur Alih.

Ia bercerita, pasangan suami istri Tomi dan Fitriani warga Koleang, Jasinga, keduanya pernah tinggal di Ibukota Jakarta. “Dari Jakarta juga sudah sakit kemudian berobat di sini dan sempat sehat, namun saat pasien pulang ke kampung halamannya kambuh lagi dan dibawa ke Jasinga lagi,” tuturnya. (Agus / Iman R Hakim)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================