Oleh karena itu, lanjut dia, mayoritas warga Sentul City meminta pimpinan Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya agar meninjau dan merevisi isi dari Laporan Akhir Hasil Penyelidikannya (LAHP) terhadap system pengelolaan air minum warga Sentul City oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama PT Sentul City dengan mengedepankan faktor dampak kenyamanan huni dan kecepatan response adanya kendala operasional.

“Sebagai contoh, apakah nantinya PDAM sanggup meresponse cepat jika ada gangguan distribusi, dengan menyediakan back up air cadangan dari truk diisikan ke tanki darurat disetiap cluster perumahan kami, sebagaimana kami telah rasakan selama ini disini, sampai kendala distribusi teratasi,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Kota Bogor Jalankan Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR

Menurutnya hal yang wajar kalau sebagian besar warga Sentul City khawatir dengan beban pelayanan PDAM yang begitu luas nantinya dan kesulitan mendapatkan perhatian.

“Belum lagi dampak lain akibat ulah segelintir warga yang kurang bersyukur dan selalu berangan – angan, suatu hari juga akan melakukan hal yang sama yang nantinya terus menebar ketidaknyamanan bagi kami yang ingin hidup tenang, pagi kerja dan malam pulang dengan lingkungan yang indah dan tertata, itulah kami tinggal di perumahan ini. Kami mohon para pimpinan Ombudsman lebih bijak, dan melihat jejak survey yang pernah diambil tentang pendapat para penghuni door to door beberapa waktu lalu,” pungkasnya. (Iman R Hakim)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================