“Selain itu ada juga pendampingan bagi komoditas ekspor rempah dan kayumanis di provinsi Sumatera Barat serta kopi di Malang dan beberapa wilayah di propinsi Sumatera Utara,” ucapnya.

Lebih lanjut, sambung Banun, dalam upaya akselerasi ekspor komoditas pertanian, Barantan berupaya meningkatkan peran serta seluruh stakeholder untuk berperan aktif dalam pemenuhan persyaratan ekspor negara mitra dagang.

“Pemuda tani adalah salah satu stakeholder strategis dalam perdagangan global. Dengan potensi yang dimiliki berupa penguasaan teknologi informasi, Barantan akan membekali dengan  pengetahuan ketentuan SPS sebagai instrumen dagang produk pertanian di manca negara,” paparnya.

Banun menuturkan, perdagangan internasional saat ini memacu antar negara untuk meningkatkan potensi nasional masing-masing dalam memenangkan persaingan global.

BACA JUGA :  Tak Terima Pacar Diganggu, Pemuda di Lampung Tengah Tusuk Remaja hingga Tewas

Salah satu regulasinya kata dia, dalam persaingan global yang digunakan sebagai non tarif barrier adalah Sanitary and Phytosanitary (SPS).  Persetujuan SPS merupakan persetujuan yang mengatur kebijakan yang terkait erat dengan perlindungan kesehatan makanan (food safety) hewan dan tumbuhan.

Berdasarkan data dari Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Barantan tercatat hasil kerja peningkatan ekspor pada tahun 2018 komoditas pertanian lewat perjanjian SPS diantaranya adalah Indonesia – Australia CEPA senilai 667,8 juta US$ untuk komoditas coklat, manggis, salak dan kopi.

Selain itu, Indonesia – Chile CEPA senilai 143,8 juta US$ untuk komoditas CPO dan jagung, ASIAN Hongkong China FTA senilai 3 miliar US$ untuk komoditas tepung kelapa, mangga, sarang burung walet, madu, coklat, teh dan kopi, sedangkan Indonesia – EFTA CEPA senilai 1,2 muliar US$ untuk komoditas rempah-rempah, kakao, teh, kopi dan produk kayu.

BACA JUGA :  Kebakaran Hanguskan Mobil Warga Karangasem, 4 Armada Dikerahkan

Ia berharap dengan gerakan  Agro Gemilang mampu memberikan kontribusi pada peningkatan capaian di tahun akhir 2019 dari total  ekpor komoditas pertanian senilai Rp. 499,37 triliun di tahun 2018.

“Dengan talenta dan karakteristik generasi milenial, pendampingan Barantan bakal mampu meningkatkan daya saing di pasar global. Potensi generasi muda dan resource yang ada di Indonesia ini merupakan suatu berkah yang harus kita syukuri dan kita maksimalkan,” pungkasnya. (Chamonk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================