Dirinya menghimbau kepada masyarakat lainnya, agar peristiwa ini tidak terulang kembali kepada yang lainnya. “Menurut pihak RS Hemina pun, dari hari yang sama sebelumnya juga ada pasien DBD yang meninggal dunia,†bebernya.
“Saya berharap kepada Pemerintah setempat agar cepat ambil tindakan mengatasi wabah DBD ini, sebelum semakin meluasnya wabah berbahaya ini,†tuturnya.
Terpisah, Ketua RW 01 Desa Dayeuh, Ahmadi, membenarkan ada warganya seorang anak yang meninggal akibat wabah DBD. “Iya benar minggu kemarin tepatnya hari Kamis (14/2) seorang gadis belia telah meninggal dunia karna DBD,†ungkapnya, Senin (18/2/2019).
Diketahui, sejak Boling bupati bogor Ade Yasin datang ke Cileungsi, belum terlihat sosialisasi pihak Puskesmas Cileungsi datang kewilayahnya pada program pencegahan DBD seperti Fogging dan pemberian bubuk Abate kepada warga. “Padahal bupati saat boling mengintruksikannya,†jelasnya.
“Selama ini pihak Desa Dayeuh bersama Karang Taruna secara rutin melakukan fongging tiap datang musim penghujan. Namun selama ini untuk fogging dari Puskesmas diwilayah RW 01 ini belum kita rasakan, untuk pemberian bubuk abate akan kita konfirmasi ke masing-masing RT setempat,†terangnya.
Menanggapi hal itu, dirinya membeberkan sejak Boling bupati beberapa waktu lalu di cileungsi, kata Ahmadi, khusus diwilayahnya belum ada sosialisasi dari pihak Puskesmas Cileungsi dalam mensosialisasikan terkait bahaya DBD. “Ya kita berharap ada sinergitas kepada instansi dinas terkait kesehatan bersama warga dilingkungan bawah ini,†tukasnya. (Asep B)