Sementara kebanyakan masyarakat Indonesia saat berbuka seperti pesta, semua makanan ada, dan semua dimakan. Sehingga banyak yang tertidur saat tarawih karena kekenyangan. Makanya kegiatan buka bersama (Bukber) selalu marak di bulan ramadhan ini. Ada uraian mengatakan bahwa perbuatan memenuhi perut walau dengan barang halal itu dibenci oleh Allah.
Harusnya yang marak pada bulan suci ramadhan ini adalah tadarus bersama, sedekah bersama, tahajud bersama, peduli bersama taubat bersama dzikir bersama dan lain-lain kebaikan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Puasa jenis ini bisa dikatakan puasa yang sesuai dengan syariat agama Islam. Kalau 5 hal ini bisa kita lakukan dengan baik, insyaAllah kita pasti akan menerima upah dari Allah SWT hanya ibadah puasa yang upahnya langsung dari Allah.
Ketiga, puasa yang lebih khusus. Puasa lebih khusus adalah puasanya para Nabi/Rasul. yaitu hatinya juga ikut puasa, hatinya selalu bersih, hatinya selalu terjaga, hatinya selalu teringat dan berdzikir pada Allah SWT, hatinya lebih banyak memikirkan akhirat dari pada dunia, hatinya selalu digunakan untuk memikirkan ciptaanNya, hatinya selalu memikirkan kebesaran Allah SWT, hatinya sangat cinta dan takut pada Allah SWT. Puasa jenis ini adalah puasa bagi hamba yang sudah terbebas dari berbagai penyakit hati, seperti iri, dengki, sombong, hasut, pelit, dusta, pendendam, dzolim dan lain-lain.
Bisa dikatakan puasa jenis ini adalah puasanya bagi hamba yang sudah berakhlak mulia. Apakah kita sebagai orang awam bisa melakukan puasa jenis ini ? Jawabannya bisa, karena teladan dan panutan kita sebagai seorang muslim Nabi Besar Muhammad SAW adalah uswatun khasanah, artinya ada perilaku Nabi Muhammad SAW yang bisa kita tiru, meski tidak sesempurna Rosulullah SAW, karena Beliau adalah manusia paling sempurna di dunia.
Jadi kita bisa meniru perilaku Rosul SAW sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Kita bisa menjalankan tujuh Sunnah harian Rosulullah SAW, yaitu: shalat tahajud, baca Al Qur’an, shalat berjamaah di Masjid, jaga wudu, shalat duha, sedekah dan selalu istigfar. Semakin kita banyak melakukan sunnah Rosulullah semakin berkah hidup kita. Semakin kita banyak melakukan sunnah Rosulullah juga menunjukkan kita semakin cinta pada Beliau, sehingga nanti kita dapat safaat dari Rosulullah SAW.
Tapi kita harus hati-hati sebab ada perilaku Rosul yang haram kita tiru, yaitu menerima wahyu dari Allah SWT, kalau kita tiru berarti kita Nabi palsu, karena Rosulullah SAW adalah Nabi terakhir. Semoga puasa kita tahun ini lebih baik dari pada tahun yang lalu, Aamiin. Jayalah Indonesiaku. (*)