CIBINONG TODAY – Herman seorang penjual sayur yang biasa menjajakan dagangannya di pinggir Jalan Cikaret, Kecamatan Cibinong. Mang Eman – sapaan akrabnya – sudah 35 tahun menjalani profesinya sebagai penjual sayuran. Anak pertama dari tujuh bersaudara itu menjual sayuran seperti, ikan basah, daging, bakso dan bermacam sembako lengkap lainnya.

“Saya biasa mulai berjualan jam 02.00 WIB sampai jam 18.00 WIB. Saya berjualan sayuran setiap hari. Sayuran yang saya jual, barang-barang saya beli dari Pasar Bogor,” ujar Mang Eman saat diwawancara di lokasi jualannya, Selasa (17/6/2019).

Siapa mengira, ternyata modal untuk berjualan sayuran, Mang Eman harus merogoh kocek sekitar kurang lebih Rp 5 juta setiap hari. Dari hasil jualan, bapak berkumis itu mendapatkan keuntungan ratusan ribu rupiah.

BACA JUGA :  Kembang Kol Miliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Bantu Turunkan Berat Badan

“Kalau keuntungan tidak menentu, kadang keuntungan yang di dapat perharinya sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu, kadang hanya balik modal saja. Yang namanya dagang itu kan kadang turun kadang pula naik,” kata Eman.

Untuk menjalankan bisnis sayurannya, Eman dibantu dua karyawan, satu sebagai sopir saat membeli belanja sayuran dan satu karyawan berjaga di warung klontong milik Eman. “Karyawan yang jaga di toko hanya pagi saja. Dan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sya dan mengupah karyawan  semuanya dari hasil menjual sayuran dan sembako ini,” ungkap Eman.

Menurut Eman, hingga saat ini harga sayuran atau sembako belum stabil. Pasca Lebaran Idul Fitri 1440 H kemarin, harga sembako atau sayuran naik turun.

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

“Harga cabai rawit sedang murah, tetapi harga cabai keriting masih mahal. Selain itu, harga bawang putih kating juga harganya sampai Rp 50 ribu per kilogram,” tutur Eman.

Eman pun berharap saat hari raya atau hari-hari besar lainnya harga sayur mayur stabil agar pedagang juga tidak banyak mengalami kerugian. Sebagai serfis, Mang Eman pun melayani para pembeli dengan baik dan ramah sehingga pembeli menjadi puas saat membeli dagangannya.

“Suka duka menjadi pedagang itu, kalau suka seperti lagi ramai pembeli otomatis kan keuntungan naik, kalau dukanya pas lagi sepi pembeli, kan jadi rugi belum lagi kalau sedang ada kenaikan harga sembako atau sayur mayur itu pasti banyak yang protes,” pungkasnya. (Sherin / PKL)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================