BANDUNG TODAY – Sebagian besar wilayah di Jawa Barat mengalami kekeringan akibat rendahnya curah hujan selama musim kemarau. Bahkan beberapa daerah berpotensi mengalami kekeringan dengan status awas.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya mengaku telah mengeluarkan peringatan dini terkait bahaya kekeringan di Jawa Barat. Sejumlah wilayah, menurutnya berpotensi mengalami kekeringan ekstrem dengan status awas bila tidak terjadi hujan dalam kurun waktu 60 hari.

“Monitoring hari tanpa hujan dasarian ke-II Agustus 2019, sebagian besar wilayah Jawa Barat berada pada status waspada hingga awas (kekeringan),” katanya, Rabu (21/8/2019).

Berdasarkan data terakhir pada 20 Juli 2019 kemarin tercatat ada sejumlah daerah yang berpotensi mengalami kekeringan dengan status awas. Di antaranya hampir seluruh Kecamatan di Indramayu, Majalengka, Subang, Cirebon, Purwakarta, Karawang dan Subang.

BACA JUGA :  Jadwal Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 1 Mei 2024

Sementara untuk Sukabumi potensi kekeringan status awas terjadi di Surade, Sumber Jaya, Jampangkulon, Ciracap, Pelabuhan Ratu, Ciemas, Jampang Tengah, Cikakak, Cisolok. Untuk kawasan Cianjur di wilayah Cidaun, Tanggeung, Cibinong, Sindang Barang, Sukanegara, dan Takokak.

Pada wilayah Bogor juga berpotensi terjadi kekeringan ektrem seperti di Cileungsi, Cariu, Jonggol, Tanjung Sari. Di Kabupaten Bandung yakni di Cicalengka dan Ciparay. Untuk Garut di Tarogong Kaler, Ibun, Banyuresmi, Balubur, Limbangan dan Ciamis di Cimerak, Ciamis.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Tol Kalanganyar, Bus Eka Seruduk Truk hingga Tewaskan 1 Penumpang

Status kekeringan ini, lanjut dia, dilihat berdasarkan curah hujan. Berdasarkan pantauan distribusi curah hujan dasarian II AGustus umumnya di Jabar tidak mengalami hujan. Sementara pada dasarian III diperkirakan hujan masih rendah.

“Secara meteorologis atau ditinjau dari curah hujannya saja, disebut kekeringan meteorologis,” katanya.

Dia menambahkan, rendahnya curah hujan saat ini akan berdampak terhadap ketersediaan sumber air. Pihaknya meminta semua pihak untuk mewaspadai dampak dari kekeringan tersebut.

“Waspada terhadap potensi bahaya kekeringan akibat semakin berkurangnya ketersediaan air di sumber-sumber air. Seperti sungai, danau. Meningkatkan potensi gagal panen hingga kenaikan harga komoditas pertanian,” ujarnya. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================