Dia mengatakan dengan wilayah yang terlalu luas berdampak terhadap besarnya beban biaya pembangunan. Sebab dibutuhkan infrastruktur jalan dan trotoar yang lebih luas untuk aksesibilitas penduduknya. Ia mencontohkan beberapa negara seperti ibu kota Brazil (Brasilia) dan Myanmar (Naypyidaw) yang dinilai kurang berhasil membangun pusat pemerintahannya. Penduduknya tak betah dan sepi.
“Manusia di kota butuh jarak dekat bukan jauh, semua konsepnya harus jarak jauh konsekuensinya mahal infrastruktur. Berarti trotoar harus lebih panjang, jalan banyak juga. Jangan mengulangi kesalahan segala harus lahan luas,” ujar Ridwan Kamil.
Sebelumnya, pemerintah pusat resmi memutuskan ibu kota Indonesia pindah ke Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota baru ini membutuhkan Rp 466 triliun yang 19 persen akan berasal dari APBN. (net)