BANDUNG TODAY – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai desain ibu kota Indonesia yang baru di Kalimantan Timur kurang tepat. Idealnya ibu kota baru hanya membutuhkan 35 ribu hektar lahan.

Pemindahan ibu kota baru Indonesia di Panajam Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara diproyeksikan dihuni 1,5 juta penduduk dengan luas lahan 200 ribu hektar. Pemindahan rencananya dimulai 2024.

Kang Emil sapaannya, menilai dengan proyeksi jumlah penduduk 1,5 juta jiwa terlalu luas jika memakan lahan 200 ribu hektar. Idealnya hanya membutuhkan 35 hektar saja.

BACA JUGA :  Jelang Pilkada 2024, Pj Wali Kota Bogor Ingatkan Jaga Netralitas ASN

“Yang betul itu Washinton DC (Amerika) ibu kota 700 ribu jiwa tapi hanya 17 ribu hektar. Jadi kalau 1,5 juta jiwa tanahnya harusnya cukup 35 ribu hektar saja,” kata Kang Emil.

Dia mengatakan dengan wilayah yang terlalu luas berdampak terhadap besarnya beban biaya pembangunan. Sebab dibutuhkan infrastruktur jalan dan trotoar yang lebih luas untuk aksesibilitas penduduknya. Ia mencontohkan beberapa negara seperti ibu kota Brazil (Brasilia) dan Myanmar (Naypyidaw) yang dinilai kurang berhasil membangun pusat pemerintahannya. Penduduknya tak betah dan sepi.

BACA JUGA :  Sambut HUT ke-13, Lorin Sentul Hotel Gelar Turnamen Futsal Antar Hotel dan Restoran se-Jabotabek

“Manusia di kota butuh jarak dekat bukan jauh, semua konsepnya harus jarak jauh konsekuensinya mahal infrastruktur. Berarti trotoar harus lebih panjang, jalan banyak juga. Jangan mengulangi kesalahan segala harus lahan luas,” ujar Ridwan Kamil.

Sebelumnya, pemerintah pusat resmi memutuskan ibu kota Indonesia pindah ke Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota baru ini membutuhkan Rp 466 triliun yang 19 persen akan berasal dari APBN. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================